JAKARTA - Sangat berani jenderal bintang tiga ini minta mantan atasannya di TNI tidak asal tuding. Jenderal bintang tiga yang berani mengingatkan mantan atasannya di TNI itu adalah Letjen Dudung Abdurachman, Pangkostrad saat ini.
Pernyataan keras Letjen Dudung yang mengingatkan mantan atasannya di TNI ini buntut dari gaduhnya isu TNI telah disusupi paham komunis. Ada pun mantan atasan Letjen Dudung yang diingatkan tak asal tuding adalah Jenderal Purn Gatot Nurmantyo.
Ya, Jenderal Purn Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI di era Jokowi ini yang pertama melontarkan isu soal TNI telah disusupi paham komunis. Pernyataan soal TNI telah disusupi paham komunis itu dilontarkan Gatot saat dia jadi salah satu pembicara di acara webinar bertajuk TNI VS PKI yang digelar pada hari Minggu kemarin.
Dalam webinar itu, Gatot mengungkapkan ada indikasi TNI telah disusupi paham komunis. Buktinya, tiga patung dioroma penumpasan G30S PKI di markas Kostrad kini hilang. Tiga patung itu adalah patung Mayjen Soeharto, Jenderal Abdul Haris Nasution dan patung Sarwo Edhie Wibowo.
Tiga perwira Angkatan Darat itu pada tahun 1965 bisa dikatakan tokoh sentral dalam penumpasan G30S PKI. Dalam pandangan Gatot, hilangnya tiga patung itu, adalah indikasi TNI saat ini sudah disusupi paham komunis.
Pernyataan Gatot itulah yang memantik reaksi keras Pangkostrad saat ini Letjen Dudung Abdurachman. Dengan lugas Letjen Dudung mengatakan, tudingan bahwa TNI telah disusupi paham komunis seperti fitnah keji. Sebab faktanya, patung itu tak dihilangkan karena paham komunis kini merasuki TNI. Tapi, patung itu hilang karena diminta penggagasnya Letjen Purn AY Nasution.
Letjen Purn AY Nasution, adalah mantan Pangkostrad. Di era Letjen AY Nasution jadi Pangkostrad itulah tiga patung dioroma itu diadakan.
"Patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Letjen Dudung.
Jadi kata Letjen Dudung, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Menurutnya itu tudingan yang keji terhadap TNI AD.
"Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad. Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," tegas Letjen Dudung.