PARIS - Timbunan sampah plastik yang mengapung di Samudera Pasifik luasnya melebihi wilayah Prancis, Jerman, dan Spanyol. Informasi temuan ini disampaikan di jurnal Scientific Reports oleh peneliti dari Ocean Cleanup Foundation yang bermarkas di Belanda pada Kamis (22/3).
"Luas timbunan sampah plastik lebih besar dari yang sebelumnya dikhawatirkan dan semakin bertambah dengan cepat," demikian lapor yayasan itu pada Scientific Reports.

Ocean Cleanup Foundation dalam pemantauannya menggunakan armada kapal serta kapal udara yang diperlengkapi dengan alat pemindai canggih untuk mendeteksi akumulasi yang amar besar dari botol-botol, kontener, jaring ikan dan mikropartikel yang dikenal dengan sebutan Timbunan Besar Serpihan Sampah Pasifik (Great Pacific Garbage Patch/GPGP) dan menemukan bahwa terdapat amat banyak timbunan sampah plastik.

"Kami menemukan sekitar 80 ribu ton sampah plastik yang saat ini mengambang di GPGP," kata ketua penulis kajian studi dari Ocean Cleanup Foundation, Laurent Lebreton.

Jika dibandingkan, berat sampah plastik itu setara dengan 500 unit pesawat jumbo jet dan jumlahnya 16 kali lebih banyak dari kajian studi yang dilakukan sebelumnya.

Namun yang membuat tim peneliti tercengang dalam beberapa tahun terakhir yaitu jumlah sampah plastik di lautan yang berada di pusaran arus laut antara Hawaii dan California. Mereka menemukan jumlah kepingan sampah plastik sekitar 1,8 triliun dan hal ini merupakan ancaman langsung bagi kehidupan di lautan.

Mikroplastik, serpihan plastik yang ukurannya lebih kecil dari 50 milimeter, merupakan yang paling banyak ditemukan di GPGP. Mikroplastik ini bisa masuk dalam jaring makanan saat ditelan oleh ikan. Konsentrasi tumpukan mikroplastik ini semakin membesar saat ikan dikonsumsi predator tingkat atas seperti hiu, anjing laut dan beruang kutub.

"Dampak lingkungan hidup lainnya datang dari serpihan yang lebih besar terutama jaring ikan," kata Lebreton. Jaring ikan ini akan membunuh kehidupan laut saat menjerat ikan dan binatang lain seperti penyu.

Tim riset Ocean Cleanup Foundation dalam misinya selama lima tahun, telah menemukan setengah sampah laut di GPGP dan menemukan semakin banyaknya sampah plastik yang berukuran besar dan diperkirakan berjumlah lebih dari 90 persen dari total sampah di GPGP. Ini amat menggembirakan karena sampah plastik besar mudah diambil daripada mikroplastik.

Desak Daur Ulang

Menurut keterangan International Organization for Standardization, produksi plastik global pada 2015 telah mencapai 322 juta ton. Proyek Ocean Cleanup, yang mendanai studi ini mengatakan 8 juta ton dari plastik masuk ke lautan per tahunnya. Angka itu sama dengan tumpukan sampah di lima tempat penampungan sampah terbesar di dunia.

Tim Ocean Cleanup Foundation menemukan bahwa sampah plastik di Pasifik saat ini seluas 1,6 juta kilometer persegi atau setara dengan luas 3 negara di Eropa, dan luas ini akan terus bertambah.

Namun masalah bukan hanya dari banyaknya sampah plastiknya saja yang terjadi dipermukaan laut, namun juga polusi sampah plastik di bagian perairan dalam dan dasar laut GPGP.

Untuk mencegah semakin bertambahnya polusi sampah plastik pada perairan dalam dan dasar laut GPGP, tim Ocean Cleanup Foundation berencana membangun lusinan penghalang terapung yang akan menjaga agar sampah plastik ini tetap mengapung hingga kurun waktu lima tahun mendatang.

Dalam seruannya, Lebreton menegaskan perlunya sebuah aksi terkoordinasi bagi mitigasi sampah plastik untuk menghindarkan semakin rusaknya lingkungan secara global.

"Saat ini warga banyak menyalahkan industri penangkapan ikan, namun di sisi lain mereka tetap mengkonsumsi ikan. Mereka juga perlu diimbau agar memperhatikan pola konsumsi dan gaya hidup dengan cara jangan menggunakan plastik sekali pakai dan mau melakukan daur ulang," pungkas Lebreton.

AFP/I-1

Baca Juga: