Dunia perlu melakukan ekspedisi ke lautan, seperti layaknya kehebohan melakukan perjalanan ke bulan dan planet Mars.

London - Sejumlah ahli dalam laporannya yang berjudul Foresight Future of the Sea Report memperingatkan bahwa jumlah sampah plastik di lautan bisa meningkat hingga tiga kali lipat dalam satu dekade mendatang.

Hal tersebut tidak dapat dihindari, kecuali jika penggunaan plastik dibatasi atau sampah-sampah tersebut dapat ditahan sebelum bermuara ke lautan.

Dalam laporan yang diterbitkan di Inggris itu menyebutkan bahwa sampah plastik merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia, khususnya di lautan, bersamaan dengan naiknya permukaan laut, samudra yang kian hari makin menghangat atau pemanasan, dan polusi.

Dalam kondisi seperti itu, yang diperlukan adalah pengetahuan mengenai lautan itu sendiri. Dunia perlu melakukan ekspedisi ke lautan, seperti layaknya kehebohan melakukan perjalanan ke bulan dan planet Mars.

Apalagi laut itu mengandung nilai ekonomi yang sangat tinggi sekali. Salah satu penulis laporan tersebut, Professor Edward Hill dari UK National Oceanography Centre, mengungkapkan bahwa laut adalah sumber ekonomi di masa depan.

"Sembilan miliar orang di dunia ini akan mencari ke laut untuk mendapatkan lebih banyak makanan. Tetapi, kita hanya tahu segelintir tentang apa yang ada di bawah sana," tutur Hill.

Banyak orang yang menginvestasikan modalnya dan sangat antusias untuk merealisasikan misinya ke ruang angkasa. Padahal, kita tahu dan sangat menyadari bahwa tidak ada kehidupan apa pun di luar sana, sedangkan lautan sendiri diketahui memiliki banyak kehidupan.

"Maka dari itu, misi untuk menjelajahi lautan lebih dibutuhkan. Dasar laut penuh dengan kehidupan. Kami benar- benar membutuhkan misi ke planet laut, ini adalah perbatasan terakhir.

Ada proses yang berkelanjutan mengenai menjelajahi hal-hal baru yang ada di lautan, dan hal tersebut bergerak jauh lebih cepat sampai kami para peneliti sulit untuk mengejarnya," kata Hill.

Selain itu, perusahaan tambang, minyak, batu-batuan alam, juga saat ini banyak menyebar ke daerah-daerah yang belum pernah dijelajahi.

Maka dari itu, sebagai peneliti harus bergerak lebih cepat dibandingkan orang-orang yang bergerak di bidang komersial sehingga regulasi yang pantas dapat dijalankan dengan baik.

Kebijakan Samudera

Laporan para peneliti dalam Foresight Future of the Sea Report itu dimaksudkan agar para menteri di Inggris memahami secara singkat tentang masalah signifikan untuk jangka menengah dan jangka panjang.

Salah satu laporan telah ditandatangi oleh para menteri dari empat departemen yang berbeda karena para penulis di buku ini menekankan perlunya kebijakan samudera antardepartemen.

Yang dikhawatirkan banyak orang saat ini adalah jumlah sampah plastik di laut yang terus meningkat jumlahnya, bahkan tiga kali lipat dari 2015 hingga 2025 mendatang.

Tetapi yang lebih menyedihkan lagi adalah laut sering terkena paparan dari berbagai jenis polusi, seperti pestisida dan penyubur tanaman dari perkebunan, racun-racun industri seperti PCB, dan obatobatan. bbc.co.uk/gma/P-4

Baca Juga: