Ketua partai oposisi utama Sri Lanka disebut akan mencalonkan diri menjadi presiden menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang dipaksa mundur menyusul krisis ekonomi dan politik yang menyebabkan negara itu bangkrut.

"Kelompok parlemen dari Samaggi Jana Balawegaya mendukung pemimpin [partai] Sajith Premadasa," kata salah satu pejabat pada Selasa (12/7), dikutip Reuters.

Dari Maladewa, Rajapaksa disebut bakal mengirimkan surat pengunduran diri. Namun kemudian, Rajapaksa menunjuk Ranil Wickremesinghe yang merupakan Perdana Menteri menjadi pelaksana tugas presiden.

Pendelegasian tugas ini sebenarnya sesuai dengan konstitusi Sri Lanka, di mana Perdana Menteri sudah seharusnya mengambil alih jabatan apabila sang presiden mengundurkan diri. Kendati demikian, Wickremesinghe juga sebenarnya sudah berencana mengundurkan diri dari kursi Perdana Menteri.

Massa pun tidak setuju dengan keputusan Rajapaksa dan memilih menyerbu kantor Perdana Menteri Sri Lanka, menuntut Wickremesinghe untuk mundur dengan dalih mereka enggan kroni-kroni Rajapaksa masih menguasai negara.

Walaupun begitu, Wickremesinghe masih tak kunjung mundur. Dirinya justru meminta ketua parlemen segera memilih penggantinya sebagai perdana menteri.

Dikutip dari Reuters, beberapa pakar konstitusi mengatakan apabila presiden dan perdana menteri mengundurkan diri, langkah yang dilakukan Sri Lanka adalah menunjuk ketua parlemen sebagai pejabat presiden.

Parlemen telah menuturkan akan menggelar pemilu dalam waktu dekat setelah Rajapaksa resmi mengundurkan diri.

Sri Lanka sendiri tengah berada dalam krisis. Banyak harga komoditas yang melonjak naik, terutama impor, dan bahan bakar minyak (BBM) kian langka.

Kelangkaan BBM bahkan membuat pemerintah dan rakyat terpaksa melakukan penghematan ekstrim. Mulai dari memadamkan listrik sebanyak empat kali dalam sehari, menerapkan kerja jarak jauh untuk mengurangi mobilitas, hingga menutup sekolah.Krisis yang mencekik itu membuat warga berunjuk rasa menuntut presiden dan perdana menteri mundur.

Rajapaksa sendiri diperkirakan akan terbang ke Singapura setelah kabur ke Maladewa pada Rabu (13/7). Rajapaksa kabur ke luar negeri demi menghindari amukan massa dan kemungkinan penahanan setelah para demonstran menggeruduk kediamannya.

Baca Juga: