Bantul - Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul mengembangkan kebudayaan patut diacungi jempol. Pembangunan dalam arti luas tidak berarti pembangunan fisik infrastruktur, melainkan juga karakter, integritas dan moralitas. Hal itu pula yang mungkin ingin dibangun atau dikembangkan kepada masyarakat Kabupaten Bantul. Kebudayaan memang sangat penting bagi sebuah bangsa.

Kebudayaan itu merupakan tradisi, nilai-nilai luhur, dan kearifan lokal yang dimiliki dan dihidupi bersama secara turun-temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu dalam suatu bangsa. Karenanya, kebudayaan dapat dimaknai sebagai identitas kolektif atau jati diri suatu bangsa.

Kebudayaan juga memiliki peran dan fungsi yang sentral serta mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar dalam sendi kehidupan masyarakat.

Indonesia sebagai negara kepulauan adalah negara-bangsa yang memiliki kekayaan dan keragaman budaya nusantara. Dan keragaman budaya nusantara itu menjadi daya tarik tersendiri di mata dunia.

Seharusnya hal ini dapat dijadikan modal untuk menaikkan citra bangsa di mata dunia sekaligus nilai-nilai fundamental yang berfungsi merekatkan persatuan.

Mungkin hal itu yang menjadi landasar bagi Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan sektor kebudayaan melalui pembinaan kepada kelompok-kelompok seni budaya yang ada di desa-desa.

"Banyak hal yang kita lakukan untuk pembangunan kebudayaan, termasuk di antaranya pembinaan kelompok seni melalui sanggar-sanggar kesenian," kata Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto di Bantul, Kamis (1/12).

Menurut dia, salah satu upaya pembinaan adalah dengan memfasilitasi kelompok seni budaya untuk tampil pada kegiatan yang digelar instansi pemerintah setempat maupun perguruan tinggi seni yang ada di Bantul.

"Kita juga bekerja sama dengan dinas-dinas lain dan perguruan tinggi termasuk ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Kita berkolaborasi untuk pembangunan kebudayaan di Bantul," katanya.

Nugroho mengatakan, upaya lain dalam pembangunan kebudayaan di Bantul melalui gerakan rintisan desa atau kelurahan budaya guna menggali potensi budaya di desa dalam rangka pemajuan kebudayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dia menyebutkan, saat ini di Bantul dari total 75 kelurahan, sudah terbentuk 26 rintisan desa budaya, dua desa di antaranya sudah berstatus desa mandiri budaya.

Nugroho mengatakan, semangat pembangunan kebudayaan sudah dikenalkan sejak dini kepada anak-anak sekolah melalui pementasan wayang di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK).

Dia mengatakan, pengenalan kebudayaan kepada anak-anak sekolah sudah dilakukan sejak 2020 dengan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul, dan akan terus dilanjutkan ke jenjang di atasnya.

"Bersama Dinas Pendidikan kita sudah mencoba menanamkan nilai-nilai kebudayaan lewat wayang PAUD, tetapi memang masih sebatas pada PAUD-PAUD maupun TK-TK negeri yang ada di Bantul, ada tujuh PAUD di tujuh kecamatan," katanya. (ant/berbagai sumber)

Baca Juga: