JAKARTA - Investor di pasar modal saat ini relatif lebih realistis dan selektif dalam mengoleksi saham. Untuk saham-saham perusahaan yang baru go public, investor cenderung menempatkan dananya pada perusahaan yang memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang.

Hal itu terlihat pada pencatatan saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk yang listing atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12/4). Perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel dengan kode perdagangan NCKL itu mendapat respon positif dari investor saat masa penawaran umum saham 5-10 April 2023.

Presiden Direktur NCKL, Roy A Arfandy dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/4) mengatakan saham perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sehingga sesuai ketentuan alokasi saham didistribusikan dengan sistem pooling. Animo investor tersebut jelasnya bukan hanya datang dari investor luar negeri, tetapi juga dari investor dalam negeri.

"Kami mengapresiasi tingginya antusiasme investor terhadap IPO NCKL. Oversubscribed merupakan wujud kepercayaan investor pada prospek cerah industri pengolahan nikel yang dikelola perseroan," kata Roy.

Dia mengatakan, perusahaan mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik (termasuk Employee Stock Allocation) 7.997.600.000 atau 7,99 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham NCKL akan mencatatkan saham sejumlah 63.098.600.000 atau 63,09 miliar saham.

Raup Dana

Adapun harga penawaran saham 1.250 rupiah per saham dengan nilai nominal 100 rupiah per saham. Dengan demikian, Trimegah Bangun Persada meraup dana segar 9,99 triliun rupiah.

Dalam rangka IPO, Trimegah Bangun Persada menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.

Sementara itu, dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan sekitar 8,4 persen akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya.

Baca Juga: