Sampai saat ini, kegiatan komunitas banyak dilakukan di media sosial. Antara lain dengan kelas online maupun melalui media sosial.

Membersihkan rumah adalah tugas wajib penghuninya. Namun sayangnya, masih banyak pemilik rumah yang tidak melakukan bersih-bersih rumah secara rutin. Akhirnya, membersihkan rumah juga kerap membuat pusing, jika rumah sudah kadung berantakan.

Nah, khusus bersih-bersih rumah yang sudah terlanjur sangat berantakan, dibutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Selain itu, membereskan rumah juga perlu metode khusus.

Pernahkah terpikir, kegiatan membereskan rumah atau bebenah menggunakan serangkaian metodologi? Ternyata itulah dilakukan Komunitas Gemar Rapi.

Komunitas ini berbenah rumah dengan sejumlah metode. Hal ini tidak lain, supaya proses bebenah terasa membahagiakan dan efektif. Barang berantakan yang tersebar di sebuah ruang kerap membuat sakit kepala. Keingianan untuk membereskan kadang terbentur dengan pemikiran," harus mulai dari mana".

Di tengah-tengah merapikan barang, badan terasa lunglai kehabisan enegi. Kegiatan membereskan barang pun ditunda beberapa saat. Setelahnya tidak melanjutkan bebenah melainkan, barang dibiarakan tergeletak dalam waktu tidak tentu. Ruangan tidak pernah rapi malah barang yang berantakan menjadi bertambah. Persoalan bebenah rumah menjadi persoalan semua individu di setiap negara. Proses yang terlihat sepele menjadi tidak sepele.

Terlabih jika, barang tidak tersusun secara sistematis maupun proses bebenah yang tidak langsung dituntaskan. Berbenah pun menjadi kegiatan yang melelahkan dan jauh dari rasa bahagia. Beberapa metode bebenah rumah muncul untuk membatu individu dalam membereskan barang-barang yang berantakan.

Ada metode Kon- Mari, metode yang diciptakan Marie Kondo, Tidying Colsultant asal Jepang. Metode tersebut yang menjabarkan tentang langkahlangkah bebenah secara efisian yang terdiri dari bersih sekali waktu, bersih berdasarkan kategori, hanya simpan barang yang memancarkan kebahagiaan, berdamailah dengan barang kenangan dan jangan gantung semua tapi lipatlah.

Adalagi metode 5R untuk membantu bebenah rumah. Metode itu mencakup Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Metode-metode tersebut dipercaya mampu membantu bebenah rumah secara tuntas. Metode bebenah rumah ternyata tidak hanya anjuran semata.

Para Co Founder Komunitas Gemar Rapi (Aang Hudaya, Khoirun Nikmah, Bambang Achmadi, Wanginingastuti Mutmainnah dan Putriana Indah Lestari) merasakan manfaat bebenah rumah dengan sejumlah metode. Karena ternyata, berbenah rumah tidak hanya rapi melainkan bebenah yang diawali dengan rasa bahagia, hasilnya lebih maksimal.

Para Co Founder yang awalnya mencoba metode KonMari ingin menerbarkan proses tersebut untuk masyarakat. Aang dan istinya Khoirun Nikmah (25) yang memiliki minat terhadap berbenah mengawali dengan metode 5R kemudian melengkapi dengan motode KonMari. Sedangkan, pasangan suami istri Bambang Achmadi (28) dan Wanginingastuti Mutmainnah (27) tanpa disadari telah menerapkan selama lima tahun tinggal di Jepang.

Bagitu juga dengan, Putriana Indah Lestari (31) menerapkan KonMari saat menempuh pendidikan di Australia. "Karena kesamaan minat lalu tercetuslah sebuah komunitas ini," ujar Nikmah melalui laman komunikasi, Kamis (27/9).

Sampai saat ini, kegiatan komunitas banyak dilakukan di media sosial, antara lain dengan kelas online (kulwhap) maupuan posting materi melalui media sosial (FB, IG, Telegram). "Selain itu, kagiatan offline juga kami lakukan, yaitu seminar,workshop, kopdar maupun kolaborasi dengan komunitas lain," ujar Aang yang juga merupakan trainer 5R yang akhirnya melengkapi dengan metode KonMari.

Belum lama ini, mereka berkontribusi pada Plastic Free July, World Clean Up Day 2018. Komunitas Gemar Rapi berawal dari Komunitas Konmari Indonesia, komunitas yang berdiri dengan maksud untuk mendapatkan rumah yang ideal dengan berbenah dengan metode KonMari. Lalu para Co Founder membuat group melalui facebook dengan akun KonMari Indonesia.

"Ternyata banyak peminat," ujar Aang. Lalu mereka membentuk Komunitas Konmari Indonesia (KKI) pada 14 Oktober 2017.

Karena ingin memiliki cakupan lebih luas, KKI lalu dibuah menjadi Komunitas Gemar Rapi. Komunitas ini tidak hanya berbenah dengan metode KonMari melainkan dengan 5R, K3 dan berbagai metode lainnya. Saat ini, ada 6000 orang anggota yang terdaftar melalui berbagai laman media sosial. Merasa mendapatkan manfaat positif, para anggota komunitas punmenyebarkan virus bebenah berdasarkan metode untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. din/E-6

Ruang Rapi Menghadirkan Inspirasi Masa Depan

Ruang rapi tidak sekadar sedap dipandang mata. Ruang tersebut sekaligus menjadi pijakan untuk menggapai cita-cita di masa depan. Lalu seperti apa? Ruang berantakan dapat memunculkan emosi negatif pada diri individu. Barang terbengkalai dipenjuru ruang bercampur satu dengan lainnya.

Pekerjaan yang semestinya dapat diselesaikan dalam waktu singkat pun akhirnya memakan waktu lebih panjang. Waktu banyak terbuang untuk mengeluh sementara pekerjaan tak kunjung selesai. Stres pun gampang muncul. Padahal dengan merapikan barang dan mengembalikan barang pada tempatnya memiliki manfaat yang luar biasa.

Bambang Achmadi, 28, Co Founder Komunitas Gemar Rapi mengatakan ada transformasi besar-besaran setelah berhasil bebas dari kondisi berantakan. "Kami yakin dengan menata ulang ruang secara menyeluruh , perspektif terhadap clutteratau berantakan mengalami transformasi besar-besaran," ujar dia yang dihubungi melalui laman komunikasi. Kehidupan manusia sesungguhnya baru dimulai setelah tuntas berbenah rumah. Mereka bisa fokus untuk membangun cita-cita bahkan menata negeri.

Bambang tidak menampik bahwa mengubah kebiasaan diri tidak semudah membalikkan telah tangan, termasuk bebenah. Setiap individu membutuhkan waktu yang berbeda untuk mengubah kebiasaan tersebut. "Relatif," ujar dia yang secara tidak sadar telah memulai kegiatan bebenah secara metologi ketika tinggal di Jepang bersama istrinya, Wanginingastuti Mutmainnah, 27.

Waktu yang diperlukan tergantung bagaimana setiap individu bisa bebas dari kondisi berantakan terutama di lingkungan tempat tinggalnya. Kebiasaan individulah yang perlu ditata kembali untuk memiliki kebiasaan menata diri, yaitu bebas dari kondisi berantakan.

Komunitas Gemar Rapi memiliki slogan menata diri, menata negeri. Maksudnya tidak lain, mereka ingin mengajak masyarakat untuk menata diri dengan metoda ala Gemar Rapi. Kegiatan tersebut dapat diawali dengan gaya hidup sehat dan menghilangkan stres karena berantakan dengan menata diri. Dalam jangka panjang, perpektif tersebut diharapkan dapat digunakan menata negeri yang carut marut ini. din/E-6

Berantakan, Barang Kerap Hilang

Bagi sebagian orang, ruang berantakan ataupun rapi tidak menjadi persoalan. Masalah baru muncul ketika mencari suatu benda. Nyatanya dalam ruang rapi, benda yang diinginkan lebih mudah ditemukan. Hal tersebutlah yang dialami Ning Puji Lestari, 30, Beauty Consultant.

Wanita yang memiliki bisnis online ini dapat bekerja dalam ruang rapi maupun ruang berantakan. "Saya termasuk orang yang memiliki toleransi terlalu tinggi terhadap ketidakrapian, nyaman ditempat rapi tetapi tidak masalah ditempat tidak rapi" ujar dia melalui laman komunikasi. Bagi dia bebenah hanya sebagai ganti suasana. Tapi dengan mudah, ruang kembali berantakan pada hari berikutnya. Terlebih dengan bekerja di rumah, ia tidak terlalu dituntut untuk membereskan "ruang kerjanya". Rupanya, pemahaman tersebut merupakan awal munculnya "malapetaka".

"Ruang tinggal sekaligus ruang kerja yang selama ini saya anggap nyaman ternyata memang ruang nyaman untuk bermalas-malasan," ujar dia. Berbagai masalah mulai bermunculan. Seperti, ketika dia ingin mengerjakan X ternyata beralih ke Y. Penyebabnya hanya mencari benda-benda terselip di ruang berantakan.

Baru disadari bahwa, ruang berantakan ternyata bukan sekedar barang yang tersebar di penjuru ruang melainkan adanya kesulitan untuk menemukan barang yang diinginkan. Metode beberes berdasarkan barang yang diinginkan ternyata cukup menguntungkan. Ning tidak perlu bebenah setiap waktu.

Karena, semua barang telah memiliki tempatnya dan setelah selesai digunakan akan kembali ke tempatnya. "Jadi suasana tetap rapi dan kondisif untuk bekerja maupun beristirahat secara optimal," ujar dia. Selain itu, ia merasa proses pembersihan rutin yang dulunya terasa melelahkan menjadi lebih membahagiakan. Pasalnya, benda-benda yang dibersihkan adalah benda-benda yang disukai, bermanfaat dan memberikan kegembiraan.

Saat ini, Ning berada dalam lingkungan yang dikelilingi benda SparkJoy. Lingkungan yang berhasil menjadikan fokusnya lebih baik dan tidak beralih pada hal-hal sepele.

Dia merasa lebih bahagia dan lebih hidup. Galih Riyadi, 30, pegawai negeri sipil lebih beruntung dibandingkan Ning. Dia terbiasa beberes di tempat tinggalnya sehingga tidak perlu mengalami permasalahan dengan ruang yang berantakan. "Saya termasuk orang yang senang bebenah dan mementingkan kerapihan," ujar dia.

Berkumpul bersama sesama peminat bebenah memberikan keuntungan tersendiri. Ilmu berbenah semakin meningkat, dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Yang tidak kalah penting, semangat bebenah terjaga karena satu dengan yang lainnya saling memberikan semangat. Jika sudah demikina, rasa malas untuk berbenah pun langsung sirna. din/E-6

Baca Juga: