MOSKWA - Russia pada Jumat (2/12) menolak persyaratan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk pembicaraan Ukraina dengan pemimpin Russia, Vladimir Putin, dan Kremlin mengatakan bahwa serbuan Moskwa ke Ukraina akan terus berlanjut.

"Apa sebenarnya yang dikatakan Presiden Biden? Dia mengatakan bahwa negosiasi hanya mungkin dilakukan setelah Putin meninggalkan Ukraina," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sembari menambahkan bahwa Moskwa pasti tidak siap menerima tuntutan persyaratan tersebut.

"Operasi militer khusus terus berlanjut," kata Peskov dengan menggunakan istilah Kremlin untuk serangan di Ukraina.

Selama kunjungan kenegaraan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Biden mengatakan pada Kamis (1/1) bahwa ia bersedia berbicara dengan Putin jika pemimpin Russia itu benar-benar ingin mengakhiri pertempuran.

"Saya siap untuk berbicara dengan Putin jika memang ada kepentingan dia memutuskan mencari cara untuk mengakhiri perang, namun dia belum melakukannya " kata pemimpin AS itu.

"Jika itu masalahnya, dalam konsultasi dengan teman-teman saya dari Prancis dan NATO, saya akan dengan senang hati duduk bersama Putin untuk mengetahui apa yang ada dalam benaknya," imbuh Biden.

Baik Macron dan Biden sebelumnya telah sepaham dan sama-sama bertekad akan memberikan dukungan jangka panjang ke Ukraina di saat negara itu berjuang melawan invasi Russia.

"Ada satu cara untuk mengakhiri perang ini yaitu cara yang rasional. Putin menarik diri dari Ukraina, nomor satu. Tapi tampaknya itu tidak terjadi," kata Biden.

Balik Menuntut

Menanggapi hal itu, Peskov mengatakan Putin siap untuk melakukan pembicaraan untuk memastikan kepentingan Russia dihormati, tetapi menambahkan bahwa sikap Washington DC justru telah memperumit setiap kemungkinan pembicaraan.

"AS tidak mengakui wilayah baru sebagai bagian dari Federasi Russia," kata Peskov, merujuk pada wilayah Ukraina yang diklaim telah dianeksasi oleh Kremlin.

Peskov pun mengatakan bahwa sebelum mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, Putin telah berulang kali mengusulkan untuk mengadakan pembicaraan dengan NATO, OSCE, dan AS, tetapi upaya itu terbukti tidak berhasil.

Pada September lalu, Moskwa mengadakan apa yang disebut referendum di empat wilayah Ukraina yaitu Donetsk, Kherson, Lugansk, dan Zaporizhzhia, serta mengatakan bahwa penduduk di 4 wilayah itu telah memilih untuk menjadi bagian dari Russia.

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) justru mengecam upaya referendumtersebut dan menyebutnya sebagai aneksasi ilegal atas tanah Ukraina. AFP/I-1

Baca Juga: