TOKYO - Presiden Vladimir Putin mengatakan Russia telah mengirimkan set senjata nuklir taktis pertama ke sekutu tetangganya Belarus. Ini sebuah langkah yang tampaknya akan meningkatkan ketegangan lebih jauh dengan Barat atas perang di Ukraina.

Dalam pernyataan di forum ekonomi internasional di St. Petersburg, Jumat (16/6), Putin mengatakan hulu ledak nuklir telah dikirimkan ke wilayah Belarus dan ini adalah pengiriman pertama.

Seperti dikutip dari Antara, hal tersebut menandai pertama kalinya Russia menurunkan senjata nuklir di luar perbatasan sejak mereka melepaskan diri dari bekas republik Uni Soviet saat keruntuhannya pada 1991.

"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini pada akhir tahun," tambah Putin sambil menegaskan bahwa keputusan mengirimkan senjata nuklir taktis, yang dirancang untuk serangan terbatas di medan perang merupakan langkah pencegahan.

Belarus saling berbatasan dengan negara-negara NATO, termasuk Polandia, dan telah membantu Russia dalam agresi militernya meski tidak ikut serta langsung dalam penyerangan.

Dengan menegaskan Russia menang dalam perang melawan Ukraina, Putin, yang berbicara melalui penerjemah, menekankan meskipun penggunaan senjata nuklir secara teori dimungkinkan, itu hanya diperlukan jika ada ancaman terhadap kedaulatan Russia.

Presiden Russia itu juga mengkritik Amerika Serikat karena menjadi satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir untuk menyerang negara tanpa senjata nuklir, mengacu pada penggunaan bom atom atas Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada hari terakhir Perang Dunia Kedua.

Awasi dengan Cermat

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, pada Jumat, di Washington mengatakan akan terus mengawasi situasi dengan sangat cermat, namun menambahkan tidak ada indikasi bahwa Russia bersiap menggunakan senjata nuklir.

"Kami tidak punya alasan untuk menyesuaikan sikap nuklir kami sendiri," kata dia.

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, seorang sekutu Putin, mengatakan pada Selasa bahwa negaranya mulai menerima kiriman senjata nuklir taktis Russia termasuk beberapa dengan kekuatan tiga kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada 1945.

Putin memperingatkan tentang risiko anggota NATO terseret ke dalam konflik atas transfer jet tempur F-16 buatan AS ke Ukraina, mengatakan bahwa Russia perlu mempertimbangkan menjatuhkan jet itu jika dikerahkan di pangkalan udara di luar Ukraina dan digunakan dalam perang.

Sementara itu, Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada bulan ini mengatakan Minsk tak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir jika ada serangan terhadap negaranya.

"Saya kira tidak ada seorang pun yang ingin melawan negara yang memiliki senjata seperti itu. Ini adalah senjata pencegahan," kata Lukashenko, seperti dikutip kantor berita negara, Belta.

"Tapi, kami tidak akan ragu (menggunakan senjata nuklir) jika ada agresi terhadap kami," ujar dia menambahkan.

Baca Juga: