Misil Russia berhasil menghancurkan sebuah depot persenjataan di Ukraina barat. Depot yang menjadi target itu menyimpan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh AS dan negara Eropa.

KRAMATORSK - Pasukan Russia pada Minggu (12/6) mengatakan bahwa mereka telah menyerang sebuah lokasi di Ukraina barat yang menyimpan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

"Serangan terhadap Kota Chortkiv menghancurkan depot besar yang menyimpan sistem rudal antitank, sistem pertahanan udara portabel dan peluru yang dipasok untuk rezim Kyiv oleh AS dan negara-negara Eropa," demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Russia.

Serangan ke Kota Chortkiv di Ukraina barat merupakan serangan Russia yang jarang terjadi. "Akibat serangan itu sebanyak 22 orang terluka," lapor Volodymyr Trush, gubernur regional setempat, melalui lamanFacebook.

Gubernur Trush mengatakan bahwa empat misil yang ditembakkan dari Laut Hitam telah menghancurkan sebagian instalasi militer di kota itu yang posisinya sekitar 140 kilometer dari perbatasan dengan Rumania pada Sabtu (11/6) malam.

"Bangunan tempat tinggal juga rusak akibat serangan misil itu," kata Trush.

Pada saat bersamaan juga dilaporkan situasi peperangan di Kota Severodonetsk di Ukraina timur tetap sengit. Menurut gubernur regional Lugansk, Sergiy Gaiday, situasi perang di kota garis depan yang strategis itu kian memanas setelah pasukan Russia menghancurkan jembatan yang merupakan akses ke kota seberang yaitu Lysychansk.

"Situasi di Severodonetsk makin sulit," kata Gubernur Gaiday. "Pasukan Russia ingin mengisolasi Severodonetsk sepenuhnya dengan menghancurkan jembatan," imbuh dia.

Gubernur Gaiday juga mengatakan bahwa pertempuran sengit terjadi dekat pabrik kimia Azot. Menurut taipan yang perusahaannya memiliki fasilitas tersebut, di bunker pabrik itu saat ini ada sekitar 800 warga sipil tengah berlindung.

Bagikan Paspor

Sementara itu dilaporkan pula bahwa pihak Russia telah menerbitkan paspor bagi warga di sejumlah kota di Ukraina selatan dan tenggara yang dikuasai Moskwa. Paspor-paspor tersebut dibagikan kepada para penduduk setempat di Kota Kherson, wilayah Kherson, Ukraina selatan, dan Kota Melitopol, di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina tenggara, dimana pasukan Russia secara efektif menguasai kedua kota itu.

Kantor berita pemerintah Russia melaporkan sebanyak 23 warga di Kherson yang mengajukan pendaftaran telah mendapatkan paspor Russia.

Presiden Russia, Vladimir Putin, pada Mei lalu menandatangani perintah guna menyederhanakan prosedur untuk memperoleh paspor.

Ini adalah pertama kalinya paspor Russia diterbitkan bagi warga Ukraina berdasarkan perintah itu.

Pemerintah Ukraina bereaksi keras terhadap tindakan Russia tersebut, dengan menyebutnya sebagai pelanggaran keras terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

Media Ukraina melaporkan banyak warga Ukraina yang dipaksa untuk mengajukan pendaftaran paspor setelah dibawa ke Russia atau dipaksa mengungsi dari tempat tinggalnya setelah invasi Russia terhadap Ukraina. AFP/NHK/I-1

Baca Juga: