MOSKOW - Russia pada hari Minggu (23/6) mengatakan Amerika Serikat bertanggung jawab atas serangan rudal Ukraina di wilayah Krimea, yang menewaskan empat orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai lebih dari 100 orang.
Sebuah rudal meledak di atas kawasan pantai kota Sevastopol, menembakkan pecahan peluru ke arah orang-orang yang sedang bersantai di sana, kata para pejabat yang ditunjuk Russia.
Kementerian Pertahanan Russia mengatakan Washington dan Kyiv bertanggung jawab atas serangan rudal yang disengaja terhadap warga sipil, yang dikatakan menggunakan rudal ATACMS yang dipasok AS.
Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhayev awalnya mengatakan dalam video Telegram bahwa serangan tersebut telah menewaskan tiga anak-anak dan dua orang dewasa, dan melukai hampir 120 orang.
Dia kemudian merevisi jumlah korban tewas menjadi empat orang dan 151 orang memerlukan perawatan medis, 82 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Presiden Russia Vladimir Putin telah menelepon untuk "menyampaikan belasungkawa", Razvozhayev menambahkan.
Kota pelabuhan Laut Hitam dan pangkalan angkatan laut di semenanjung Krimea dianeksasi oleh Russia pada tahun 2014 tetapi masih diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina.
Sevastopol sering mendapat kecaman dari Ukraina, namun serangan hari Minggu ini sangat mematikan. Razvozhayev mengatakan serangan itu melanda Uchkuyevka, sebuah daerah dengan pantai berpasir dan hotel.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan orang-orang berlarian dari pantai ketika ledakan terjadi dan orang-orang yang mengenakan pakaian renang membawa tandu. AFP tidak dapat memverifikasi keasliannya.
Saluran berita lokal di Telegram, ChP Sevastopol, mengutip para saksi yang mengatakan bahwa seorang wanita tua terbunuh saat dia berenang di laut.
Washington mengatakan pada bulan April bahwa mereka telah menyediakan sistem rudal ATACMS jarak jauh ke Kyiv, yang telah lama mendesak sekutunya untuk menyediakan senjata yang memungkinkannya menyerang Russia lebih jauh dari garis depan.
Baik Amerika Serikat maupun Ukraina tidak mengomentari serangan di Sevastopol.