Negara-negara Barat mengecam keras pencegatan pesawat penumpang Ryanair oleh Belarus, sementara Russia bantah terlibat. 

MOSKWA - Russia membantah terlibat dalam aksi pencegatan pesawat penumpang oleh Belarus, namun Moskwa mengatakan tindakan Belarus memang sangat masuk akal.

Juru bicara pemerintah Russia, Dmitry Peskov, pada Selasa (25/5) mengatakan ada sentimen anti-Russia yang kuat yang telah memicu tuduhan awal bahwa Moskwa terlibat.

Angkatan Udara Belarus pada Minggu (23/5) mengerahkan jet tempur mencegat pesawat Ryanair yang terbang di wilayah udaranya dalam penerbangan dari Athena (Yunani) menuju Vilnius (Lithuania), dan menggiringnya ke bandara internasional di Minsk. Aparat keamanan Belarus lalu menangkap Roman Protasevich yang berada dalam pesawat, jurnalis muda asal Belarus dan pengeritik keras pemerintahan Alexander Lukashenko.

Russia juga mengkonfirmasi bahwa Roman Protasevich ditahan oleh Belarus karena dicurigai melakukan kejahatan pada saat aksi protes di negara itu tahun lalu. Juru bicara Russia Dmitry Peskov mengatakan, dia berharap agar warga Russia bernama Sofia Sapega, 26 tahun, yang ditahan bersama dengan Roman Protasevich, bisa segera dibebaskan.

Russia menuduh negara-negara Barat bersikap hipokrit dengan mengingatkan bahwa pesawat kepresidenan Bolivia pernah dialihkan jalurnya dan dipaksa mendarat di Austria pada 2013, setelah ada laporan bahwa pembocor intelijen AS Edward Snowden berada di dalam pesawat.

Sementara itu Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Selasa (25/5) mengatakan masih ada pertanyaan tentang peran Russia dalam pendaratan paksa pesawat Ryanair oleh Belarus. Dia juga mengatakan video yang ditayangkan di televisi dan menunjukkan Roman Protasevich di tahanan mengakui kesalahannya menimbulkan kekhawatiran.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, pada Senin (24/5) mengatakan, peran Russia dalam operasi tersebut sangat mungkin terjadi. "Sangat sulit untuk percaya bahwa tindakan semacam ini bisa dilakukan tanpa setidaknya persetujuan dari pihak berwenang di Moskwa," kata Menlu Raab kepada parlemen Inggris.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menggambarkan insiden itu sebagai pembajakan oleh negara. Prancis dan Irlandia juga menyebut insiden itu sebagai pembajakan.

Uni Eropa telah menetapkan sanksi baru terhadap Belarus dengan melarang pendaratan maskapai Belarus di bandara-bandara di Uni Eropa, sekaligus melarang pesawat dari Uni Eropa melewati wilayah udara Belarus dengan alasan keamanan.

Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, mengatakan kepada Deutsche Welle, dia yakin insiden Belarus ini akan membantu Uni Eropa mengubah pandangannya terhadap Russia. "Saya pikir kenaifan terhadap hubungan Russia sekarang memudar," katanya setelah pembicaraan dengan para pemimpin Uni Eropa lainnya di Brussels, Belgia.

"Kami melihat, bahkan beberapa negara yang sebelumnya hanya sedikit skeptis terhadap Russia sekarang sangat terkejut," tegas Kallas.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan, Presiden Belarus Alexander Lukasahenko harus membayar konsekuensi pahit karena aksi pencegatan pesawat dan penahanan jurnalis pembangkang Roman Pratasevich. DW/dpa/AFP/Rtr/I-1

Baca Juga: