MOSKWA - Pemerintah Russia akan merespons dengan sangat keras langkah Amerika Serikat (AS) yang mengusir 60 diplomat Russia dan menutup Konsulat Jenderal Russia di Seattle. Namun, Kremlin masih terbuka untuk melakukan pembicaran strategis dengan Washington.

Wakil Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Ryabkov, menegaskan pihaknya akan bersikap keras atas tindakan AS yang mengusir diplomat Russia. "Moskwa akan menanggapi keputusan AS untuk mengusir 60 diplomat Russia dengan keras. Tapi, kami masih terbuka untuk pembicaraan strategis dengan Washington," ucap Ryabkov, Selasa (27/3).

Sementara itu, situs Kementerian Luar Negeri Russia menulis akan membalas keputusan Amerika dan 14 negara Eropa yang mengusir para diplomat Russia terkait serangan gas saraf kepada eks mata-mata di Salisbury, Inggris. "Langkah tidak bersahabat oleh sekelompok negara-negara ini tak akan berlalu tanpa dampak, dan kami akan merespons," demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Russia.

Sebelumnya, Juru Bicara kantor Presiden Russia, Dmitry Peskov, menyebut langkah tersebut sebuah kesalahan dan respons Russia akan berpedoman pada prinsip timpal balik. "Presiden Vladimir Putin akan membuat keputusan final mengenai pembalasan tersebut," katanya.

Sedangkan Duta Besar Russia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan AS dan sekutunya sudah terang-terangan memusuhi Moskwa. "Persahabatan (AS) ini melawan Russia, tidak diragukan lagi, atas kasus yang semakin jauh, semakin banyak rincian yang suram. Tidak ada kasus, jadi untuk (apa) berbicara.

Ada putusan yang dibuat tanpa investigasi," kata Nebenzia. Dia mencatat bahwa permintaan Russia untuk informasi tentang penyelidikan dugaan serangan racun itu telah diabaikan London. Padahal, penyelidikan itu penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Salisbury pada 4 Maret 2018 lalu.

Konvensi Wina

Kemarin, Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengumumkan telah mengusir dua diplomat Russia. "Bersama dengan Inggris Raya dan sekutu serta mitra lain, Australia mengambil tindakan dalam menanggapi serangan racun saraf baru-baru ini di Salisbury, Inggris," kata Turnbull.

"Dua diplomat Russia, yang diketahui sebagai intelijen, yang tidak diakui secara terbuka, akan diusir oleh pemerintah Australia atas tindakan tidak sesuai dengan kedudukan mereka, sesuai dengan Konvensi Wina," imbuhnya. Sikap Australia itu menambah daftar panjang solidaritas negara-negara terhadap Inggris.

Negara itu adalah 16 negara anggota Uni Eropa (UE), Amerika Serikat, Kanada, Ukraina, Norwegia, dan Albania yang telah mengusir diplomat Russia. Tercatat, sudah lebih dari 150 orang Russia diminta keluar dari negara-negara tersebut dan AS menjadi negara yang terbanyak, yakni sebanyak 60 diplomat Russia. Tak cuma itu, beberapa negara juga mengancam akan memboikot ikut Piala Dunia 2018 di Russia.

Ant/ils/AR-2

Baca Juga: