SAINT PETERSBURG - Presiden Russia, Vladimir Putin, pada Rabu (5/6) mengkritik pengiriman senjata jarak jauh Barat ke Ukraina, dengan alasan Moskwa dapat mempersenjatai negara lain dengan senjata serupa untuk menyerang sasaran-sasaran Barat.

Pernyataan tersebut, yang disampaikan Presiden Putin pada konferensi pers yang jarang dilakukan dengan media asing, muncul setelah beberapa negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang sasaran di wilayah Russia, sebuah tindakan yang disebut Moskwa sebagai salah perhitungan besar.

"Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kita dan menciptakan masalah bagi kita, mengapa kita tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan terhadap fasilitas sensitif negara-negara (Barat) tersebut," kata Putin.

"Artinya, responnya bisa asimetris. Kita akan pikirkan," imbuh Presiden Russia itu seraya menolak anggapan bahwa Russia berencana menyerang anggota NATO.

"Merekamengemukakan gagasan bahwa Russia ingin menyerang NATO. Apakah Anda sudah gila? Itu tidak masuk akal dan omong kosong," kata Presiden Putin kepada wartawan.

Dalam pernyataannya, Putin juga memperingatkan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina adalah langkah yang sangat negatif dan mengatakan bahwa negara donor harus mengendalikan senjata tersebut.

Pemimpin Russia tersebut mengkritik Jerman secara khusus, dengan mengatakan bahwa ketika tank pertama yang dipasok Jerman tiba di tanah Ukraina, hal itu memicu guncangan moral dan etika di Russia karena terkait sejarah Perang Dunia II.

Mengacu pada pihak berwenang Jerman, Putin mengatakan: "Ketika mereka mengatakan bahwa akan ada lebih banyak misil yang akan mencapai sasaran di wilayah Russia, hal ini jelas menghancurkan hubungan Russia-Jerman," tegas Putin.

Sangkalan Putin

Pada konferensi pers itu,Presiden Putin pun menegaskan kembali pernyataan bahwa negaranya tidak memulai perang melawan Ukraina, malah menyalahkan revolusi pro-Barat pada tahun 2014.

"Semua orang mengira Russia memulai perang di Ukraina. Saya ingin menekankan bahwa tidak ada seorang pun di Barat, di Eropa, yang ingin mengingat bagaimana tragedi ini dimulai," kata Putin. AFP/I-1

Baca Juga: