Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tawanan pada Senin (17/10). Kali ini, jumlah tawanan yang ditukar, termasuk perempuan menjadi jumlah yang terbesar selama perang antara Rusia-Ukraina berlangsung, menurut para pejabat kedua negara.

Dilaporkan, total ada 218 tahanan yang ditukar oleh kedua negara. Dari jumlah itu, 108 tahanan merupakan perempuan warga Ukraina yang dipertukarkan.

Kepala Staf Presiden Ukraina Andriy Yermak mengatakan, 12 warga sipil berada di antara perempuan-perempuan yang dibebaskan tersebut.

"Itu adalah pertukaran pertama untuk perempuan," tulis Yermak di aplikasi perpesanan Telegram, dikutip dari Reuters, Selasa (18/10).

Yermak menambahkan, 37 perempuan yang dipertukarkan itu sebelumnya ditangkap setelah pasukan Rusia mengambil alih kendali pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan, Mariupol, Ukraina, pada Mei.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan beberapa perempuan sudah sejak 2019 dipenjara setelah ditangkap oleh otoritas pro-Moskow di daerah-daerah timur di Ukraina.

Pemimpin yang dipilih Rusia di salah satu daerah di Ukraina sebelumnya mengatakan pemerintah Ukraina membebaskan 80 pelaut dan 30 personel militer.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak pasukannya mengambil lebih banyak tahanan. Menurutnya, langkah itu mempermudah pembebasan tentara yang ditahan oleh Moskow.

Pernyataan Zelensky terbesar disampaikan beberapa jam usai kedua elah pihak melakukan salah satu pertukaran tahanan terbesar itu.

"Saya berterima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam keberhasilan ini, dan saya juga berterima kasih kepada semua orang yang mengisi kembali dana pertukaran kami, yang memastikan penangkapan musuh," katanya dalam pidato malam.

"Semakin banyak tahanan Rusia yang kita miliki, semakin cepat kita dapat membebaskan pahlawan kita. Setiap tentara Ukraina, setiap komandan garis depan harus mengingat ini," tambahnya.

Baca Juga: