Kantor Kejaksaan Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa tiga pilot Rusia disinyalir mengebom gedung-gedung sipil di wilayah wilayah Kharkiv dan Sumy. Setidaknya tujuh personel militer Rusia akan dituntut atas kejahatan perang.

Tidak hanya ketujuh prajurit tersebut, Kejaksaan Ukraina juga akan menuntut dua operator peluncur roket Rusia yang diduga menembaki pemukiman penduduk di wilayah Kharkiv dan dua prajurit yang diduga membunuh seorang penduduk daerah Kyiv dan memperkosa istrinya.

Kantor kejaksaan mengatakan telah memberi tahu orang-orang itu bahwa mereka adalah tersangka dan penyelidikan sedang berlangsung. Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan kepada Reuters bahwa banyak dari tersangka tersebut berada di Rusia tetapi beberapa telah ditawan oleh Ukraina sebagai tawanan perang.

Berdasarkan laporan Reuters, Ukraina mengatakan sedang menyelidiki sekitar 7.600 potensi kejahatan perang dan sedikitnya 500 orang tersangka setelah invasi Rusia ke tetangganya pada 24 Februari.

Venediktova menambahkan bahwa dia berencana untuk melakukan penuntutan baik di pengadilan Ukraina maupun di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.

Pada sisi lain, Rusia telah menolak tuduhan Ukraina dan negara-negara Barat tentang kejahatan perang dan telah membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus".

Penyelidikan potensi kejahatan perang yang terkait dengan konflik, telah dilakukan termasuk oleh International Criminal Court (ICC). Reuters mengabarkan ICC telah mengirimkan tim pendahulu ke wilayah tersebut untuk melakukan penyelidikan awal.

PBB juga telah membentuk penyelidikannya sendiri terhadap kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional di Ukraina, termasuk kemungkinan kejahatan perang, yang dapat dimasukkan ke dalam penuntutan oleh ICC.

Ukraina sendiri sedang berusaha keras untuk mengumpulkan tim spesialis dengan keahlian kejahatan perang, mengevaluasi potensi kejahatan dan mengembangkan strategi penuntutannya.

"Anda dapat melihat mereka sekarang menggali mayat, jadi [penyelidikan berada pada] tahap yang sangat awal," kata seseorang yang mengetahui proses tersebut.

Namun, Ukraina kemungkinan tetap akan menyerahkan kasus apa pun yang melibatkan tokoh berpangkat lebih tinggi ke ICC.

Ukraina juga menghadapi berbagai tantangan langsung mencakup banyaknya bukti potensial dan kesaksian saksi yang perlu diamankan dan dicatat dengan cara yang dapat digunakan di pengadilan, kata pakar hukum kepada Reuters.

Baca Juga: