MOSKOW - Kementerian Rusia mengatakan, Sabtu (12/8), Ukraina berusaha menyerang Jembatan Krimea dengan rudal S-200. Rudal itu terdeteksi dan ditembak jatuh.

"Hari ini, rezim Kiev berusaha melancarkan serangan teroris di Jembatan Krimea dengan peluru kendali pertahanan udara S-200, yang diubah menjadi versi serangan. Rudal Ukraina segera terdeteksi dan dicegat di udara oleh sistem pertahanan udara Rusia. Tidak ada kerusakan dan tidak ada korban luka," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan Anadolu, Sabtu.

Kementerian mengatakan, satu jam sebelum serangan pertama, rudal lain ditembak jatuh di atas Selat Kerch.

Secara terpisah, kepala Krimea, Sergey Aksyonov, mengatakan di Telegram bahwa dua rudal ditembak jatuh. Ia mengulangi pernyataan Kementerian Pertahanan bahwa tidak ada kerusakan pada jembatan tersebut.

Tabir asap telah dipasang di jembatan, dan lalu lintas akan segera dilanjutkan, katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengutuk serangan di Jembatan Krimea.

"(Jembatan) telah mengalami serangan seperti itu sejak musim gugur tahun lalu. Serangan ini menyebabkan kematian warga sipil," katanya.

Zakharova mengatakan Kiev "membalas warga sipil karena tidak dapat mengubah situasi di garis depan meskipun semua bantuan militer Barat."

"Sabotase semacam itu memberi kesempatan pada masyarakat internasional untuk sekali lagi melihat sifat sebenarnya dari rezim Kiev. Tidak ada pembenaran untuk tindakan biadab seperti itu, itu dan tidak akan tetap tidak terjawab," katanya.

Pada Sabtu pagi, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan Ukraina lainnya dengan 20 pesawat tak berawak berhasil digagalkan.

Pihak berwenang Ukraina belum menanggapi klaim Rusia, namun kantor berita negara Ukrinform membagikan foto jembatan, menunjukkan asap tebal di kedua sisi, disertai dengan catatan mengejek: "Kami ingin mengingatkan penjajah bahwa merokok merugikan kesehatan dan integritas jembatan yang didirikan secara ilegal."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Juli bahwa serangan di wilayah Rusia adalah "proses yang tak terhindarkan, alami, dan benar-benar adil."

Selain itu, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan kepada Ukraina 24 pada Jumat bahwa serangan pesawat tak berawak di wilayah Rusia akan menjadi "lebih sering dan efektif."

Jembatan Krimea, juga dikenal sebagai Jembatan Kerch karena melintasi Selat Kerch, menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea, yang telah berada di bawah kendalinya sejak 2014.

Baca Juga: