Rusia menyebut invasinya, yang diluncurkan pada 24 Februari, sebagai "operasi khusus" untuk menangkal ancaman terhadap keamanannya sendiri.

Stoltenberg juga bertemu dengan Yoon dan Menteri Pertahanan Lee Jong-sup, yang menggemakan seruan untuk hubungan yang lebih dekat dengan NATO berdasarkan nilai-nilai bersama, tetapi tidak secara terbuka menyampaikan seruan untuk lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.

Dalam pertemuan dengan pejabat senior Korea Selatan, Stoltenberg mengatakan kejadian di Eropa dan Amerika Utara saling berhubungan dengan kejadian di kawasan lain, dan bahwa aliansi tersebut ingin membantu mengelola ancaman global dengan meningkatkan kemitraan di Asia.

Kepala NATO mengatakan "sangat penting" bahwa Rusia tidak memenangkan perang ini, tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk menghindari pengiriman pesan yang salah kepada para pemimpin otoriter, termasuk di Beijing, bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan paksa.

Meskipun Tiongkok bukan musuh NATO, itu telah menjadi "jauh lebih tinggi" dalam agenda NATO, katanya, mengutip peningkatan kemampuan militer Beijing dan perilaku koersif di kawasan itu.

"Kami percaya bahwa kami harus terlibat dengan Tiongkok dalam isu-isu seperti pengendalian senjata, perubahan iklim, dan isu lainnya," katanya. "Tetapi pada saat yang sama, kami sangat jelas bahwa Tiongkok menimbulkan tantangan terhadap nilai-nilai kami, kepentingan kami, dan keamanan kami."

Menanggapi pertanyaan tentang pernyataan Stoltenberg, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan pada hari Senin bahwa Tiongkok adalah mitra negara, bukan tantangan, dan tidak mengancam kepentingan atau keamanan negara mana pun.

"Kami juga berharap NATO akan meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan konsep konfrontasi blok, dan berbuat lebih banyak untuk keamanan dan stabilitas Eropa dan dunia," kata Mao dalam jumpa pers reguler.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah pada hari Senin, Korea Utara menyebut kunjungan Stoltenberg sebagai "awal dari konfrontasi dan perang karena membawa awan gelap 'Perang Dingin baru' ke kawasan Asia-Pasifik".

Tahun lalu Korea Selatan membuka misi diplomatik pertamanya untuk NATO, berjanji untuk memperdalam kerja sama di bidang non-proliferasi, pertahanan dunia maya, kontra-terorisme, tanggap bencana, dan bidang keamanan lainnya.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin juga dijadwalkan tiba di Seoul pada Senin untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Korea Selatan.

Baca Juga: