MOSKOW - Setelah US Federal Emergency Management Agency (FEMA), mengumumkan akan meluncurkan uji coba peringatan darurat nasional di seluruh ponsel penduduk AS pada Rabu pukul 14.20, Rusia menggelar pengumuman serupa bahwa Moskow akan mengadakan latihan peringatan darurat nasional pada hari yang sama.
Dikutip dari Newsweek, ketegangan antara Washington dan Moskow semakin meningkat selama invasi besar-besaran Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina. Putin mengeluarkan ancaman nuklir yang tidak jelas pada Februari atas pasokan tank Barat ke Ukraina.
Pihak berwenang Rusia meminta masyarakat untuk "tetap tenang" ketika latihan peringatan darurat nasional digelar pada Rabu.
"Mendengar suara sirene, Anda harus tetap tenang dan tidak panik, nyalakan TV atau radio apa pun yang dapat diakses publik, dan dengarkan pesan informasinya," kata Russia's Ministry of Emergency Situations atau Kementerian Situasi Darurat Rusia melalui saluran Telegram.
Kementerian itu mengatakan, latihan semacam itu diperlukan "untuk memastikan kinerja semua sistem yang ada agar dapat mengirimkan sinyal dan informasi secara tepat waktu kepada masyarakat jika terjadi situasi darurat".
Menurut media independen Rusia, Meduza, latihan semacam itu dilakukan di Rusia setidaknya setahun sekali.
Pada sisi lain, pengumuman tersebut memicu spekulasi bahwa Rusia sedang meluncurkan "latihan persiapan perang nuklir".
"Persiapan Nuklir Nasional di Rusia dan Uji Peringatan Darurat di AS," kata akun pengguna X, Terror_Alarm, yang telah dilihat lebih dari 26.000 kali pada saat artikel ini ditulis.
"Rusia memulai latihan persiapan Perang Nuklir Nasional untuk pertama kalinya pada hari ini, 3 Oktober," katanya, memberikan tanggal yang salah untuk latihan peringatan darurat Moskow.
"AS mengumumkan Uji Peringatan Darurat Nasional besok 4 Oktober pukul 14.20 EDT."
Pengguna X kemungkinan besar mengacu pada informasi yang diterbitkan oleh saluran Telegram Baza pekan lalu yang mengatakan Rusia akan mengadakan latihan pada tanggal 3 Oktober sebagai persiapan menghadapi "bahaya konflik bersenjata yang melibatkan kekuatan nuklir".