MOSKOW - Rusia pada Kamis (18/5), mengatakan bahwa perpanjangan kesepakatan perdagangan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam terbaru, akan menjadi yang terakhir jika Barat tidak mencabut berbagai sanksi ekonomi.

Moskow memperbarui ancaman untuk membiarkan kesepakatan itu berakhir jika kekuatan Barat tidak memenuhi tuntutannya untuk mencabut sanksi tertentu yang dijatuhkan pada Moskow.

Dilansir oleh Cable News Network (CNN),
Rusia telah menyetujui perpanjangan kesepakatan selama dua bulan, yang dianggap penting untuk mengatasi kelaparan dunia, mulai minggu ini hingga 17 Juli.

Moskow kerap mengeluh bahwa meski kesepakatan itu memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijiannya melalui pelabuhan Laut Hitam, ekspornya sendiri terhambat oleh sanksi Barat. Kesepakatan dengan PBB untuk membantu memfasilitasi pengiriman Rusia belum membuahkan hasil.

Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa tidak akan ada pembicaraan untuk memperluas kesepakatan lebih lanjut kecuali mendapat konsesi.

"Federasi Rusia mengingatkan AS, Inggris, dan UE tentang perlunya pencabutan sanksi sepihak terhadap pupuk dan makanan Rusia; bahkan sumbangan pupuk Rusia ke negara-negara termiskin terus menghadapi pemblokiran karena sanksi," bunyi pernyataan kementerian itu.

Kesepakatan biji-bijian menjadi penting pertama-tama setelah Rusia melancarkan perangnya di Ukraina. Menyusul invasi besar-besaran, Moskow memblokade ekspor dari pelabuhan utama Laut Hitam Ukraina, termasuk Odesa, Chornomorsk, dan Pivdennyi.

Tindakan itu telah menghentikan pengiriman jutaan ton biji-bijian Ukraina ke negara-negara yang mengandalkannya, sampai Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) dan Turki membantu menengahi kesepakatan tersebut.

Menurut Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, perpanjangan saat ini tidak memenuhi permintaan luar Rusia.

"Yang coba dilampirkan Rusia saat ini adalah isu terkait pipa amoniak, isu terkait pencabutan sanksi terhadap bank dan organisasi yang terlibat dalam perdagangan biji-bijian dan pupuk. Masalah ini masih dalam pembahasan," ujarnya.

Dia menegaskan, prakarsa biji-bijian ada secara terpisah dari tuntutan Rusia, yang berada di antara Kremlin dan kepemimpinan PBB.

Baca Juga: