MOSKOW - Kepala Badan Antariksa Russia, Roscosmos yang baru dilantik, Yuri Borisov, Selasa (26/7) mengumumkan negaranya berencana menarik diri dari program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2024. Namun, pejabat seniorBadan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, Moskow belum resmi menyampaikan niat untuk mengakhiri kemitraan orbitalnya yang berusia dua dekade dengan AS.

Ketegangan yang meningkat antara Moskow dan Washington atas invasi ke Kyiv telah menimbulkan keraguan selama berbulan-bulan tentang kerja sama luar angkasa kedua negara.

Sebelumnya, kedua bekas musuh saat Perang Dingin itu menandatangani perjanjian pertukaran kru kurang dari dua minggu lalu, memungkinkan astronaut AS dan kosmonot Russia untuk berbagi penerbangan di pesawat ruang angkasa masing-masing ke dan dari ISS di masa depan.

Seperti dikutip dari DW, Administrator NASA, Bill Nelson, mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmen AS untuk menjaga ISS tetap beroperasi hingga 2030, seraya menambahkan badan antariksa itu berkoordinasi dengan mitranya.

"NASA belum mengetahui keputusan dari salah satu mitra kami, meskipun kami terus membangun kemampuan masa depan untuk memastikan kehadiran utama kami di orbit rendah Bumi," katanya.

Diluncurkan pada1998, ISS beroperasi di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Russia yang juga mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa.

"Tentu saja, kami akan memenuhi semua kewajiban kami kepada mitra kami, tetapi keputusan tentang penarikan dari stasiun setelah 2024 telah dibuat," kata Borisov kepada Presiden Vladimir Putin, Selasa (26/7).

Pada 1986, impian Russia menjadi negara pertama yang menempatkan stasiun ruang angkasa tercapai. Mir, yang berarti Dunia dan Damai, menjadi tempat tinggal kosmonot dari Timur dan astronot dari Barat selama 15 tahun.

Direktur ISS NASA, Robyn Gatens, mengatakan, rekan-rekan dari Russia belum membahas niat penarikan diri tersebut. "Belum ada yang resmi. Kami belum mendapatkan sesuatu yang resmi," ujarnya dalam sebuah wawancara pada konferensi ISS di Washington.

Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Peters mengatakan, Moskow "belum secara resmi memberitahu Amerika Serikat tentang niat mereka untuk menarik diri dari ISS".

ISS lahir sebagian dari inisiatif kebijakan luar negeri untuk meningkatkan hubungan AS dan Russia setelah runtuhnya Uni Soviet dan permusuhan Perang Dingin.

NASA dan Roscosmos telah melakukan pembicaraan untuk memperpanjang partisipasi ISS Russia hingga 2030. Tahun ini, Gedung Putih menyetujui rencana NASA untuk terus menjalankan ISS hingga saat itu.

Pejabat NASA sebelumnya mengatakan kerja sama bilateral di stasiun luar angkasa tetap utuh.

Pernyataan Borisov tersebut mengikuti pola yang mirip dengan pendahulunya, Dmitry Rogozin, yang selama masa jabatannya terkadang mengisyaratkan niat untuk menarik diri dari ISS, langkah berbeda dengan pembicaraan resmi antara NASA dan Roscosmos.

Saat dimintai klarifikasi tentang rencana stasiun luar angkasa Russia, juru bicara Roscosmos merujuk Reuters ke pernyataan Borisov tanpa mengatakan apakah itu mewakili posisi resmi badan tersebut.

"Anda tidak dapat memiliki ''perceraian'' yang damai. Kita seperti terjebak bersama," kata Garrett Reisman, pensiunan astronaut NASA dan pakar teknik astronaut saat ini di University of Southern California.

Sebelumnya, mantan Kepala Ruang Angkasa Russia, Rogozin, mengatakan Russia tidak dapat menyetujui untuk memperpanjang perannya di ISS melebihi 2024, kecuali AS mencabut sanksi terhadap dua perusahaan Russia yang masuk daftar hitam karena dicurigai memiliki hubungan militer.

Baca Juga: