Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin buka suara terkait pembatalan misi bersama Eropa untuk mendaratkan penjelajah ke Mars. Ia mengaku kecewa dengan keputusan Badan Antariksa Eropa (ESA) tersebut.

Dmitry Rogozin mengatakan, sangat menyayangkan keputusan ESA yang menangguhkan misi bersama mereka untuk mendaratkan rover ke Bulan akibat serangan ke Ukraina. Sebelumnya, ia juga telah memperingatkan sanksi barat terhadap Rusia bisa menyebabkan ISS jatuh.

"Ini merupakan keputusan yang sangat pahit bagi semua penggemar luar angkasa," kata Dmitry Rogozin melalui Telegram.

"Ini memalukan. Kami akan melakukan ekspedisi penelitian ini sendiri," lanjutnya.

Sebagai informasi, konflik antara Rusia dan Ukraina belum juga menemukan titik terang, bahkan makin memanas. Alhasil, misi Rusia dan Eropa untuk mendaratkan penjelajah di Mars ditangguhkan.

Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan penangguhan misi ExoMars tersebut merupakan sanksi atas invasi yang dilancarkan Rusia kepada Ukraina. Adapun serangan dilakukan Rusia sejak 24 Februari lalu, yang artinya sudah hampi memasuki satu bulan.

"Kami sangat menyesalkan korban manusia dan konsekuensi tragis dari agresi (Rusia) terhadap Ukraina," kata badan tersebut dikutip dari AFP, Rabu (23/3).

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Adapun berbagai sanksi dari negara Barat yang diberikan Rusia. Bahkan, hingga kini misi Rusia dan Eropa juga ditangguhkan.

Penangguhan tersebut membuat dewan ESA menyatakan direktur jenderal mereka tengah menyiapkan studi cepat untuk menentukan opsi yang tersedia supaya bisa tetap menjalankan ExoMars tanpa Rusia. Namun, ke luar angkasa tanpa Rusia diprediksikan membutuhkan revisi besar. Sementara itu, peluncuran hanya dilakukan setiap dua tahun.

Tak hanya itu, seluruh misi ESA yang juga menggunakan roket Soyuz Rusia juga telah ditangguhkan, seperti dua satelit untuk sistem GPS Galileo Eropa, misi teleskop ruang angkasa Euclid dan satelit observasi EarthCARE Eropa-Jepang.

Baca Juga: