Finlandia dan Swedia dikabarkan segera bergabung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di tengah invasi Rusia ke Ukraina, yang para pejabat Amerika Serikat (AS) sebut sebagai "kesalahan strategis atau blunder besar-besaran".

Dilansir Dailymail UK, obrolan mengenai peluang kedua negara bergabung NATO telah menjadi bahan diskusi selama pembicaraan antar Menteri NATO pada pekan lalu.

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan sudah waktunya bagi negaranya untuk mempertimbangkan kembali sikapnya terhadap NATO, sementara pemimpin Swedia Magdalena Andersson menolak untuk mengesampingkan pendaftaran.

Finlandia, yang berbatasan dengan Rusia dan sempat diserang oleh Rusia pada 1939, tidak pernah menjadi anggota aliansi NATO. Finlandia telah memilih untuk netral dan bertindak sebagai penyangga antara Timur dan Barat ketika Eropa terpecah selama Perang Dingin.

Kendati sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu, DailyMail UK melaporkan jajak pendapat yang dilakukan oleh media Finlandia telah menunjukkan perubahan opini publik, dengan mayoritas sekarang lebih memilih untuk bergabung NATO.
"Saya pikir kami akan melakukan diskusi yang sangat hati-hati, tetapi kami juga tidak mengambil waktu lebih lama dari yang seharusnya dalam proses ini, karena situasinya, tentu saja, sangat parah," ujar Marin seperti yang dikutip dari Dailymail UK.

Marin juga mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina lah yang mendorong kedua negara untuk bergabung pada NATO.

"Pada awal perang saya mengatakan bahwa agresi Putin akan mendorong Finlandia dan Swedia untuk mengajukan keanggotaan NATO," tambahnya.

Sementara Swedia saat ini tengah melakukan peninjauan keamanannya yang direncanakan selesai pada akhir bulan April.

Finlandia diperkirakan akan mendaftar untuk bergabung dengan aliansi pada bulan Juni, diikuti oleh negara tetangga Swedia, meskipun ada peringatan dari Rusia bahwa keanggotaan akan mengarah pada 'kehancuran negara mereka'.

Anggota parlemen Rusia Vladimir Dzhabarov, pada minggu ini mengatakan dengan mengancam bahwa tidak mungkin Finlandia sendiri akan menandatangani kartu yang dapat menghancurkan negara mereka.

Ancaman ini merujuk pada pengulangan invasi Rusia ke Ukraina yang juga dipicu keinginan negara yang dipimpin Volodymyr Zelensky untuk bergabung dengan NATO.

Sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menambahkan apabila kedua negara tetap memilih bergabung dengan NATO, maka Rusia harus "menyeimbangkan kembali situasi" dengan peringatan lainnya.

Baca Juga: