JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah jelang akhir pekan ini. Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi rilis data ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan laporan Badan Pusat Statistik mengenai inflasi nasional pada Oktober lalu.
Investor sepertinya berhati-hati mengantisipasi data penggajian nonpertanian AS, hari ini dan pemilihan presiden AS pekan depan. Selain itu, dari dalam negeri, investor menantikan data inflasi nasional pada Oktober lalu.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat dollar maupun imbal hasil obligasi AS telah didukung dalam beberapa hari terakhir dari meningkatnya spekulasi di pasar. Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (1/11), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 15.680-15.740 per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Kamis (31/10) sore, ditutup menguat 7 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.698 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi seiring pasar menunggu rilis data inflasi AS.
"Pasar masih menantikan data penting lainnya seperti data indikator inflasi AS nanti malam dan data tenaga kerja AS versi pemerintah besok malam untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta.