JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (5/8) sore melemah, tertekan pernyataan bernada hawkish atau ketat oleh pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup terkoreksi 30 poin atau 0,21 persen ke posisi 14.343 rupiah per dollar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.313 rupiah per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan, membaiknya data ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2021 tidak serta merta bisa menopang penguatan mata uang Garuda.

"Hal ini disebabkan data eksternal yang begitu kuat dan menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya, terutama komentar Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida dan membaiknya data ekonomi AS," ujar Ibrahim.

Menurut Richard, bank sentral berada di jalur untuk memulai kenaikan suku bunga pada 2023 dengan kemungkinan pengumuman bertahap akhir tahun ini. Ia mengisyaratkan langkah untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini atau awal tahun depan tergantung pada bagaimana nasib pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan.

Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen (yoy) pada kuartal II 2021 didukung upaya pemerintah yang gencar dalam menjalankan program vaksinasi sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas.

Baca Juga: