JAKARTA - Rupiah mengalami pelemahan dipengaruhi penguatan dollar Amerika Serikat (AS) usai rilis sejumlah indikator ekonomi Tiongkok yang mengecewakan.

"Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan global, mendorong permintaan untuk safe-haven greenback," ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (15/8).

Seperti dikutip dari Antara, data dari Tiongkok terkait produksi industri pada Juli 2023 sebesar 3,7 persen yang di bawah perkiraan sebesar 4,4 persen, dan penjualan ritel sebesar 2,5 persen dengan perkiraan 4,5 persen.

"(Ini) menambah kekhawatiran tentang goyahnya pemulihan pascapandemi di ekonomi terbesar kedua di dunia," ucap Ibrahim.

Selain itu, ungkap dia, Federal Reserve diperkirakan oleh para pelaku pasar akan mempertahankan suku bunga lebih lama dari yang diduga.

"Data penjualan ritel AS terbaru akan dirilis Selasa (15/8) malam dan dapat menambah perdebatan. Sejauh ini, konsumen AS telah bertahan bahkan dalam menghadapi kenaikan suku bunga, dan lebih banyak kekuatan dapat semakin mendorong dollar AS," kata dia.

Senada, analis pasar mata uang, Lukman Leong, menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dollar AS oleh ekspektasi menjelang rilis data penjualan ritel AS yang diperkirakan bertumbuh 0,4 persen. Selain itu, data-data dari ekonomi Tiongkok yang baru dirilis jauh lebih lemah dari perkiraan.

Data Perdagangan

Lebih lanjut, investor juga disebut menantikan data perdagangan Indonesia pada siang hari ini yang diperkirakan kembali menunjukkan penurunan pada ekspor dan impor.

Apabila data perdagangan Indonesia lebih baik dari perkiraan, ucapnya, mungkin bisa menahan pelemahan rupiah. Namun, untuk saat ini rupiah diprediksi masih akan lemah. "(Di samping itu), rupiah akan didukung oleh intervensi aktif dari Bank Indonesia," ungkap Lukman.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 0,27 persen atau 42 poin menjadi 15.356 rupiah per dollar AS dari sebelumnya 15.314 rupiah per dollar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi 15.346 rupiah dari sebelumnya 15.323 rupiah per dollar AS.

Dollar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi mendorong mata uang AS dan investor mencari tempat yang aman di tengah kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok.

Baca Juga: