JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup melemah, dipicu sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) dan inflasi domestik yang tinggi.

Rupiah ditutup melemah 93 poin atau 0,64 persen ke posisi Rp14.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

"Rupiah lebih cenderung tertekan oleh penguatan dolar AS pasca-FOMC minggu lalu," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/5).

Indeks dolar AS naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu dan menyentuh level tertinggi hampir 20 tahun setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin pada pekan lalu.

Data pekerjaan Negeri Paman Sam yang solid juga memperkuat spekulasi bank sentral akan melakukan kenaikan besar lebih lanjut.

Sementara itu, lanjut Lukman, kekhawatiran inflasi yang tinggi juga akan membebani ekonomi Indonesia setelah inflasi April mencapai 3,47 persen (yoy).

"Harga ekspor komoditas dan PDB yang masih bertahan di atas 5 persen masih mendukung rupiah, namun penguatan dolar AS oleh ekspektasi suku bunga dan kekhawatiran resesi AS serta pelemahan global menimbulkan sentimen risk off yang sangat besar dan menekan aset atau mata uang beresiko," ujar Lukman.

Baca Juga: