JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya jelang akhir pekan ini. Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi sentimen eksternal, terutama perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS).

Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong melihat pergerakan rupiah bakal bergantung pada rilis data produk domestik bruto (PDB) AS. Menurut Lukman, data PDB tersebut diperkirakan kembali mengejutkan pasar, sejalan dengan serentetan data ekonomi AS yang lebih kuat akhir-akhir ini.

Karenanya, Lukman memperkirakan rupiah bakal tertekan oleh potensi penguatan dollar AS. Dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (26/1), bergerak melemah di kisaran 15.750 - 15.950 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir perdagangan, Kamis (25/1), ditutup merosot 113 poin atau 0,72 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.826 rupiah per dollar AS karena tertekan kinerja dollar AS yang menguat seiring pudarnya ekspektasi penurunan suku bunga AS memudar.

"Rupiah melemah pada hari ini ditekan oleh kinerja mata uang dollar AS. Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang memudar masih menjadi tajuk utamanya," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta.

Taufan menuturkan beberapa komentar hawkish para pejabat bank sentral AS atau The Fed beberapa waktu terakhir menandakan bahwa pelaku pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.

Baca Juga: