JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan dalam tengah pekan ini. Pelemahan rupiah masih dipengaruhi aksi jual aset berisiko, termasuk rupiah.

Analis Mata Uang Lukman Leong memproyeksikan rupiah berpotensi lanjut tertekan, mengingat penguatan dollar AS masih cukup kuat. Investor menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), Rabu (17/1). Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (17/1), bergerak di kisaran 15.500-15.650 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam akhir perdagangan, Selasa (16/1), melemah sebesar 38 poin atau 0,24 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.593 rupiah per dollar AS.

"Kekhawatiran terhadap resiko geopolitik saat ini mendominasi sentimen pelaku pasar," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta.

Dari Pusat Komando Amerika Serikat (AS), sebuah kapal kontainer yang dimiliki dan dioperasikan AS, Senin (15/1), dihantam oleh rudal balistik antikapal dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Hal tersebut terjadi setelah beberapa hari usai AS dan Inggris melancarkan serangan gabungan terhadap sasaran Houthi di Yaman.

Selain itu, pergerakan mata uang rupiah hari ini juga tertekan oleh penguatan kinerja mata uang dollar AS pasca-komentar dari pejabat The Fed. Taufan menuturkan Presiden Federal Reserve (Fed) Atlanta Raphael Bostic yakin suku bunga harus dipertahankan setidaknya hingga musim panas untuk mencegah harga naik lagi.

Baca Juga: