JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan, hari ini (16/5). Rupiah diperkirakan masih melemah karena dollar AS berpotensi terus menguat selama belum ada kesepakatan terkait kenaikan plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS).

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong menilai selain belum adanya kesepakatan soal plafon utang, kekhawatiran terhadap resesi global turut mendorong permintaan dollar AS sebagai safe haven. Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antabank, Selasa (16/5), bergerak di kisaran 14.750-14.900 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Senin (15/5), melemah 54 poin atau 0,37 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.805 rupiah per dollar AS.

"Indeks dollar masih di tren peningkatan dikarenakan masih dianggap safe haven dl kondisi penuh ketidakpastian dan risiko resesi ekonomi global, serta ekonomi Tiongkok yang masih lemah," kata Analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.

Menurut Rully, data-data ekonomi Tiongkok yang masih lemah mempengaruhi pelaku pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global ke depan.

Lebih lanjut, Rully menyampaikan bahwa peningkatan risiko ketidakpastian kesepakatan pagu anggaran pemerintah AS akan berakibat pada resesi ekonomi global dan AS, sehingga dollar AS menjadi safe heaven bagi investasi saat risiko meningkat.

Baca Juga: