JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (26/3). Sentimen pendorongnya masih terkait dengan ketidakpastian penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau The Fed.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan The Fed mempertahankan suku bunga antara 5,25-5,5 persen dan memproyeksi terdapat tiga kali pemotongan suku bunga pada akhir tahun ini. Namun, Fed juga menuturkan tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga sampai mereka yakin inflasi turun secara berkelanjutan menuju target 2 persen.

Menurutnya, ketidakpastian sikap The Fed ini bakal membuat rupiah masih lanjut tertekan. Dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (26/3), bergerak melemah di kisaran 15.780-15.850 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di akhir perdagangan, Senin (25/3) melemah 17 poin atau 0,10 persen dari akhir pekan lalu menjadi 15.800 rupiah per dollar AS. Pelemahan dipengaruhi data ekonomi AS yang solid.

"Data-data perekonomian dan tenaga kerja AS yang rilis Jumat, minggu kemarin masih menunjukkan penguatan," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, kemarin.

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur AS menguat ke level 52,5. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari bank sentral AS atau The Fed naik 2,4 persen. Sementara data klaim pengangguran AS turun menjadi 210 ribu.

Baca Juga: