JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya menjelang akhir pekan ini. Penguatan dollar AS masih menjadi sentimen utama pelemahan rupiah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai rupiah melemah karena terdampak sentimen menguatnya indeks dollar AS. Dollar AS menguat terhadap mata uang utama di dunia karena imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun atau Treasury AS 10-tahun naik menjadi 4,154 persen.

Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (21/10), kemungkinan dibuka berfluktuatif sebelum ditutup melemah di kisaran 15.550-15.600 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (20/10) sore, melemah, meski hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan. Rupiah ditutup melemah 74 poin atau 0,47 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.572 rupiah per dollar AS.

"Pasar tidak melihat kenaikan suku bunga 50 basis poin itu cukup, apalagi sebagai pre-emptive," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta.

BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 4,25 persen menjadi 4,75 persen, setelah pada bulan lalu turut meningkatkan bunga acuan dengan besaran yang sama. Selain bunga acuan, bank sentral turut menaikkan suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 50 bps menjadi 4 persen dan 5,5 persen.

Baca Juga: