JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya dalam perdagangan tengah pekan ini. Selain sentimen negatif dari dalam negeri, pergerakan rupiah bakal dipengaruhi sikap investor menanti petunjuk baru dari kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).

Dari dalam negeri, kinerja manufaktur nasional kehilangan momentum pada Juni 2024 lantaran kenaikan output, permintaan baru, dan penjualan yang melambat. Menurut laporan S&P Global, Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia turun ke level 50,7 pada Juni 2024 dari 52,1 pada Mei lalu

Dari eksternal, risalah pertemuan bank sentral AS atau The Fed pada Juni lalu akan dirilis, Rabu (3/7) waktu setempat. Kemudian, akhir pekan ini, data utama nonfarm payrolls untuk Juni akan dirilis.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi melihat data utama nonfarm payrolls akan memberikan lebih banyak wawasan mengenai pasar tenaga kerja, yang juga merupakan pertimbangan utama bagi The Fed memangkas suku bunga.

Berdasarkan data di atas, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Rabu (3/7), bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di kisaran 16.380 - 16.470 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (2/7) sore, ditutup melemah 75 poin atau 0,46 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.396 rupiah per dollar AS.

Baca Juga: