JAKARTA - Penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS sepekan lalu diperkirakan bersifat terbatas sehingga peluang berbalik melemah terbuka pekan ini. Sentimen eksternal masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah.

Pengamat mata uang Lukman Leong melihat investor pekan ini mengantisipasi beberapa data penting ekonomi Amerika Serikat (AS), seperti inflasi dan pidato Gubernur the Fed Jerome Powell. Lukman memproyeksikan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (8/7), bergerak di kisaran 16.100-16.350 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Jumat (5/7) sore, ditutup menguat 52 poin atau 0,32 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.278 rupiah per dollar AS. Penguatan dipengaruhi sikap pasar menunggu rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah.

"Malam ini data tenaga kerja AS pada Juni versi pemerintah akan menjadi sorotan pelaku pasar keuangan global," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Menurut Ariston, data tersebut sangat mempengaruhi pergerakan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya dan juga instrumen keuangan lainnya.

Data yang negatif memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS dan bisa mendorong pelemahan dollar AS lagi dan sebaliknya. Dengan data penting yang ditunggu pelaku pasar ini, penguatan rupiah mungkin terbatas.

Baca Juga: