JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah awal pekan ini. Pelemahan dipengaruhi prediksi menguatnya kembali dollar AS terhadap mata uang lainnya pasca rilis data inflasi belanja konsumen di Amerika Serikat (AS).
Pengamat Mata Uang Lukman Leong menyatakan, dalam sepekan lalu, rupiah memang melanjutkan penguatan terhadap dollar AS yang masih tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS atau The Fed.
Namun, lanjutnya, setelah melihat data Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS yang secara umum sesuai perkiraan berpotensi membuat dollar AS rebound. Di sisi lain, investor juga menantikan data inflasi Indonesia dan manufaktur Tiongkok.
Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (2/9), bergerak melemah di kisaran 15.450 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nlai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir perdagangan, Jumat (30/8) sore, melemah 31 poin atau 0,20 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.455 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi seiring pasar menunggu rilis PCE AS.
"Rupiah melemah dipengaruhi oleh kenaikan yield obligasi AS menjadi 3,862 dari 3,836 dan data job claim yang lebih rendah dari proyeksi, pasar juga mengantisipasi data inflasi PCE yang akan baru rilis nanti malam," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.