Rumah Cantik untuk 'Wong Cilik': Arsitek sebagai Agen Perubahan

Jakarta-Yuke Ardhiati, arsitek yang sekitar satu dekade belakangan, memiliki perhatian terhadap hunian 'wong cilik'. Kondisi yang selama ini tidak banyak diperhatikan oleh para arsitek. Ia pernah menata kawasan Pasar Kembangsari Piyungan, Yogyakarta yang di luluh-lantakkan gempa pada tahun 2006.

Terakhir ia tengah mengembangkan gagasan untuk mengembangkan apa yang ia sebut sebagai 'rumah cantik' untuk 'wong cilik', yang berorientasi tidak hanya sebagai hunian yang patut, tapi juga sebagai tempat usaha, dan keberlanjutan mereka yang hidup dengan penghasilan rendah.

Menurut Yuke, dalam keterangan tertulis kepada Koran Jakarta, Selasa (16/6) rumah kini menjadi tempat beraktivitas selama masa pandemi Covid-19. Selain menjadi tempat tinggal, rumah juga menjadi tempat bekerja secara daring. Mengingat pentingnya peran rumah daam kehidupan, mengapa tidak, kita berkreasi memberikan sentuhan estetik pada rumah tersayang. Asikin Hasan dan Yuke Ardhiati menawarkan kolaborasi seni rupa dan arsitektur untuk mewujudkannya.

Memiliki rumah yang nyaman membuat kita betah berlama-lama berada di rumah. Salah satu faktor yang membuat rumah menjadi nyaman adalah konstruksi dan penataan rumah yang "cantik". Di sinilah arsitektur berkolaborasi dengan seni rupa rupa untuk memberikan sentuhan estetik pada rumah tersayang.

Yuke Ardhiati, arsitek profesional IAI, dan juga pengajar mengungkap, 'rumah cantik yang mendapatkan sentuhan arsitek umumnya belum diperuntukkan bagi rumah 'wong cilik'.

Padahal, arsitektur harusnya bisa menyentuh semua lapisan masyarakat. Nah, sekaranglah saat yang tepat untuk memikirkan kembali Rumah Kita ataupun bagaimana Rumah Cantik untuk 'Wong Cilik' terwujud di Negeri tercinta.

Rumah cantik untuk 'wong cilik' digagas oleh Yuke Ardhiati untuk mereformasi rancangan Perumahan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Konsep utamanya, adalah rumah yang berwarwah, yaitu sebagai hunian sekaligus berkarya/ bekerja/ berproduksi

Dalam rancangannya, disiapkan 1000 unit kavling, yang berselaras dengan Making Indonesia 4.0. Dalam rancangannya, dimasukkan konsep lanskap holtikultura tematik, atau tanaman produksi. Dengan ukuran tipe 21 yaitu tipe terkecil Perumahan yang disetujui oleh Mahkamah Konstitusi 2012.

Tipe sekecil itu, diolah sosoknya menjadi berlapis dua, agar tampil anggun/ elegan. Parasnya juga dapat doleh menjadi paras berseni rupa dengan bermain warna, dan rupa. Olah Ruang dalam tipe rumah ini memungkinkan perluasan peran sang rumah menjadi bernilai Ekonomi. Dan, bila diterapkan secara apik serta terhubung dengan internet, akan mendukung kebijakan Making Indonesia 4.0.

Kolaborasi yang ditawarkan oleh Yuke Ardhiati, adalah Kolaborasi Arsitek, dan Kolaborasi Seni memungkinkan terwujudnya 1000 unit Rumah Cantik di 34 provinsi. Dengan cara itu, dapat ditemukan pebakat seni rupa, musik, dan seni lainnya sebagai sebuah komunitas kreatif. Sur/AR-3

Baca Juga: