Penting sosialisasi dan penegakan kepatuhan di tingkat pertama, tanpa penghukuman. Hal itu bisa dilakukan dengan cara lebih simpatik untuk mengingatkan sesama warga sekomunitas.

JAKARTA - Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) menjadi kunci pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) dan sosialisasi 5M. Pernyataan ini disampaikan Ketua Laboratorium Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dicky Pelupessy, di Jakarta, Senin (6/9).

"RT/RW sangat berperan penting dalam memobilisasi dan menyosialisasikan kepatuhan protokol kesehatan 5M pada warga di tengah pandemic," kata Dicky. Apalagi kalau ada teladan atau role model di tingkat ini, prokes itu akan berjalan baik.

Prokes 5M adalah memakai masker, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi. Dicky menuturkan, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap 5M bervariasi.

Menurut dia, perilaku mematuhi atau tidak mematuhi 5M tidak hanya bisa dilihat semata-mata tampilan perilaku individual. Namun, hal itu juga juga mengikuti norma di tingkat rumah tangga-rumah atau keluarga.

Maka, penting mobilisasi dan sosialisasi sekaligus penegakan kepatuhan tingkat pertama/awal tanpa harus dengan cara yang keras dan penghukuman. Hal itu bisa dilakukan dengan cara lebih simpatik untuk mengingatkan sesama warga RT/RW."Prinsipnya individu berada dalam lingkup dan konteks rumah tangganya. Jadi, mobilisasi dan sosialisasi tingkat lingkungan RT/RW diharapkan lebih mengena," ujar Dicky.

Untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap 5M, Dicky menuturkan ada sejumlah cara. Di antaranya mengomunikasikan risiko terus menerus secara konsisten bahaya pandemi. Kemudian, ada teladan konkret kepatuhan 5M di tingkat lingkungan RT/RW.

Dicky menuturkan, di tengah masih merebak persebaran virus korona dan kemunculan varian baru, masyarakat harus tetap waspada. Mereka harus patuh menerapkan prokes. Wargajuga didorong untuk vaksinasi segera mungkin bila mendapat kesempatan.

Cegah Kematian

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, saat meresmikan Sentra Vaksinasi UI,menyatakan bahwavaksinasi sangat penting untuk mencegah kematian pasien Covid-19. Dia menyebut, 90 persen pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit, belum tervaksinasi.

Dia menambahkan, untuk kelompok lansia jumlah vaksinasinya masih rendah, baru 25 persen dari total lansia. Padahal lansia memiliki potensi kematian tinggi, 37 persen. "Jadi, vaksinasi sangat menentukan untuk menurunkan kematian pasien Covid-19," ucapnya.

Dante menerangkan, vaksinasi juga merupakan salah satu cara penting agar angka penularan menurundan mempercepat penyelesaian pandemi. Dengan begitu, virus tidak memiliki kesempatan bermutasi. "Kalau kita biarkan secara biologis natural, virus akan mempertahankan diri dalam populasi untuk bermutasi lebih lanjut. Karena itu harus kita selesaikan," tandasnya.

Meski begitu, Dante menekankan, vaksinasi bukan penentu keberhasilan penanganan pandemi. Prokes harus tetap diterapkan sesudah vaksinasi. "Relaksasi prokes bisa terjadi bila kita sudah sampai pada angka optimal," tandasnya.

Baca Juga: