Roman Abramovich yang juga oligarki Rusia sekaligus pemilik klub sepak bola Chelsea, ikut hadir dalam dialog Rusia-Ukraina yang dilangsungkan di Turki, Selasa (29/3).

Pada video yang dirilis dari kantor kepresidenan Turki, para delegasi Rusia-Ukraina duduk berhadapan di sebuah meja panjang perundingan.

Abramovich terlihat duduk di baris depan yang terpisah dari meja perundingan dan mengenakan setelan jas biru.

Banyak pihak mempertanyakan peran Abramovich dalam dialog Rusia-Ukraina. Sebab, dirinya bukan lah pejabat pemerintahan Rusia maupun Ukraina.

Duta Besar Ukraina untuk Inggris, Vadym Prystaiko, contohnya. Dirinya mengaku tidak paham kenapa Abramovich hadir dalam perundingan di Turki.

"Saya tak habis pikir apa yang diklaim atau dilakukan Pak Abramovich. Dia bukan bagian tim negosiasi," ujar Prystaiko kepada BBC seperti dikutip Reuters.

Pengusaha kelahiran Saratov, Rusia, pada 1966 itu memang pernah menjabat sebagai Gubernur Chukotka, sebuah wilayah otonomi di timur Rusia 2000-2008. Ia juga pernah menjadi anggota State Duma atau majelis rendah Federal Rusia awal 2000-an.

Meski demikian, Abramovich memang dikenal dekat dengan lingkaran pemerintahan, termasuk dengan para pemimpin Rusia seperti Presiden Boris Yeltsin hingga Presiden Vladimir Putin.

Abramovich bahkan disebut-sebut yang pertama merekomendasikan Putin kepada Yeltsin untuk menjadi penerusnya memimpin negeri beruang merah.

Dirinya juga menjadi salah satu oligarki Rusia yang turut terseret sanksi Barat atas ulah Putin menginvasi Ukraina.

Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menerangkan Abramovich bukan bagian dari delegasi Rusia dalam perundingan dengan Ukraina. Peskov memaparkan Abramovich hadir sebagai perantara dan mengklaim telah mendapatkan persetujuan dari delegasi Ukrana.

Perlu diketahui, Abramovich memang sudah aktif berupaya mendorong negosiasi antara kedua negara sejak awal perang berlangsung. Ia juga telah melakukan perjalanan ke Ukraina, Rusia, Turki dan Israel pada Maret ini guna mengusahakan pertemuan delegasi kemarin.

Peskov menyebutkan kehadiran Abramovich dalam perundingan di Turki adalah untuk "memungkinkan kontak tertentu" antar kedua delegasi. Menurutnya, pria 55 tahun itu berperan dalam pembicaraan awal Rusia-Ukraina, tetapi prosesnya tetap dilakukan oleh tim negosiasi.

Sementara itu, Juru bicara Abramovich tak segera memberi respons saat dimintai komentar mengenai hal tersebut.

Belakangan ini, beredar kabar Abramovich mengalami gejala yang diduga keracunan saat menghadiri negosiasi itu. Namun, Kremlin membantah dengan mengatakan berita itu tak benar dan bagian perang informasi.

Baca Juga: