Henti jantung rupanya dapat memengaruhi peredaran darah yang mengandung oksigen ke otak dan organ penting lain di dalam tubuh. Hal ini bisa memicu kerusakan otak yang dapat mengakibatkan seseorang meninggal dalam hitungan menit. Dengan pemberian CPR atau RJP, darah yang mengandung oksigen bisa kembali mengalir ke otak dan seluruh tubuh. Langkah ini juga biasanya diperlukan untuk menolong orang yang pingsan.
CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation adalah teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk orang-orang yang detak jantung atau pernapasannya terhenti.
Tidak hanya dokter atau tenaga terlatih yang bisa memakai teknik CPR untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Orang awam pun bisa melakukannya. Meski begitu, teknik CPR yang bisa diberikan mungkin bisa berbeda dibandingkan teknik dokter atau tenaga terlatih. Namun tujuannya tetap sama, yaitu untuk menyelamatkan nyawa.
Sebagai orang awam, pasti takut salah melakukan pertolongan pertama yang bersifat medis pada seseorang. Hal ini yang menginspirasi para ahli robot untuk membuat robot yang bisa melakukan CPR.
Laman Trendhunter.com membahas bagaimana robot untuk pertolongan pertama ini dibuat. CPR First Aider konseptual adalah robot pertolongan pertama yang akan memandu pengguna saat melakukan bantuan penyelamatan jiwa untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dan mengurangi terjadinya komplikasi.
Robot bekerja dengan duduk di atas dada pasien dan memberi mereka oksigen melalui masker yang menyertainya, sementara layar LCD di bagian atas akan memandu pengguna melalui langkah-langkah selanjutnya dalam protokol P3K. Layar juga akan menampilkan konsentrasi oksigen darah dan elektrokardiogram orang tersebut agar para profesional kesehatan dapat melihat bagaimana kinerja mereka saat kedatangan. CPR First Aider konseptual adalah karya desain Fang Di, Li Pengcheng dan Yu Yuanyi, dan merupakan pemenang 2019 Red Dot Design Concept Award.
CPR First Aider adalah peralatan ekstensif yang mencakup masker pernapasan yang secara otomatis mengirimkan oksigen sambil membantu pasien bernafas bersama dengan modul CPR yang memiliki 4 kaki dan tali dada untuk memastikan tekanan yang stabil, berkelanjutan, dan efektif bagi pasien. Ada layar LCD untuk memandu penolong menjalani prosedur, sambil juga menampilkan statistik konsentrasi oksigen darah dan elektrokardiogram pasien secara real time. Dirancang untuk dilipat menjadi perangkat yang ringkas, CPR First Aider dapat dengan mudah disimpan di mana saja, layaknya seperti alat pemadam api dapat ditempatkan di setiap tempat. Jika digunakan dengan benar dan tepat waktu, metode CPR dapat membantu menyelamatkan nyawa dan mencegah trauma akibat hipoksia.
Dilakukannya CPR dengan segera dapat menggandakan atau tiga kali lipat peluang bertahan hidup seseorang setelah serangan jantung. CPR sangat penting karena untuk menjaga agar aliran darah tetap aktif, memperluas kesempatan untuk resusitasi yang berhasil begitu staf medis terlatih tiba di lokasi. ars