SINGAPURA - Risiko keseluruhan peradangan jantung setelah vaksinasi Covid-19 ternyata sangat rendah, hanya mempengaruhi 18 orang per juta dosis vaksin.

Sebuah studi baru yang diterbitkan di The Lancet Respiratory Medicine mengonfirmasi risiko mioperikarditis, suatu kondisi yang menyebabkan peradangan otot jantung, setelah vaksinasi Covid-19 sebanding dengan atau lebih rendah daripada risiko setelah vaksinasi non-Covid-19.

Seperti dikutip dari straitstimes, studi tersebut dipimpin peneliti di Singapura yakni Kollengode Ramanathan, konsultan senior dari departemen bedah jantung, toraks, dan vaskular di National University Heart Centre, Singapura. Penulis lain termasuk Jyoti Somani dan Dale Fisher dari divisi penyakit menular di National University Hospital.

Mioperikarditis, dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kerusakan jantung permanen yang parah. Hal ini paling sering disebabkan oleh virus, tetapi juga dapat terjadi setelah vaksinasi dalam kasus yang jarang terjadi. Ada laporan mioperikarditis setelah vaksinasi Covid-19 berbasis mRNA, terutama pada remaja dan dewasa muda.

"Database" Internasional

Para peneliti memeriksa database internasional, melihat lebih dari 400 juta dosis vaksinasi, untuk membandingkan risiko mioperikarditis setelah vaksinasi terhadap Covid-19 dan penyakit lain seperti influenza dan cacar. Mereka tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara kejadian mioperikarditis setelah vaksinasi Covid-19, pada 18 kasus per juta dosis, dan vaksinasi lainnya, pada 56 kasus per juta dosis.

Di antara vaksinasi Covid-19, risiko mioperikarditis lebih tinggi pada mereka yang menerima vaksin mRNA (22,6 kasus per juta dosis) dibandingkan dengan vaksin non-mRNA (7,9 kasus per juta dosis). Kasus mioperikarditis yang dilaporkan juga lebih tinggi pada orang di bawah usia 30 (40,9 kasus per juta dosis), laki-laki (23 kasus per juta dosis), dan setelah vaksin Covid-19 dosis kedua (31,1 kasus per juta dosis).

"Terjadinya mioperikarditis setelah vaksinasi non-Covid-19 dapat menunjukkan mioperikarditis adalah efek samping dari proses inflamasi yang disebabkan oleh vaksinasi apa pun dan tidak unik pada protein lonjakan Sars-CoV-2 dalam vaksin atau infeksi Covid-19," kata Somani.

Menurut Ramanathan, penelitian itu menunjukkan risiko keseluruhan mioperikarditis tampaknya tidak berbeda untuk kelompok vaksin Covid-19 yang baru disetujui ini, dibandingkan dengan vaksin terhadap penyakit lain.

Baca Juga: