JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) minta riset yang dilakukan dosen vokasi harus sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat, pasar dan industri.

"Riset-riset keilmuan yang dilakukan dosen-dosen pendidikan tinggi vokasi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pasar dan industri atau demand driven," ujar Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, di Jakarta, Rabu (23/6).

Dengan demikian, hasil riset tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, pasar maupun industri. Wikan menambahkan, perguruan tinggi vokasi hendaknya menghasilkan inovasi produk yang nyata.

Kemendikbudristek meluncurkan program riset keilmuan terapan dalam negeri bagi dosen perguruan tinggi vokasi. Program itu merupakan kombinasi yang menguatkan dengan programmatching fund.

"Matching Fund"

Dia minta kampus vokasi aktif dalam programmatching fundyang sudah diluncurkan. "Para dosen harus memanfaatkan program agar menghasilkanroduk nyata yang dapat memberdayakan masyarakat serta memberi nilai tambah," ujar dia seperti dikutip Antara. Selain itu, riset dilakukan dengan prinsip kolaborasi dan multidisiplin.

Koordinator Pendidikan Tinggi Vokasi Pusat Mitras dunia usaha dunia induatri (DUDI),Agus Susilohadi, mengatakan, ada 50 proposal terbaik yang akan mendapatkan kesempatan pendanaan sebesar 500 juta ruoiah.

Program ini disusun melalui serangkaian pertemuan melibatkan pendidikan tinggi vokasi dan industri. Ada juga keterlibatan pemangku kepentingan lain.

"Program berbasiskan kemitraan dan riset," ujar Agus. Selain itu, dilakukan dengan multidisiplin. Jika perlu dapat menggandeng mahasiswa dan tenaga kependidikan dari kampus lain.

Baca Juga: