WASHINGTON - Untuk pertama kali, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Kamis (15/12), mengeluarkan perintah eksekutif untuk membuka ribuan dokumen yang belum diedit terkait pembunuhan Presiden John F Kennedy.

Gedung Putih mengatakan publikasi dokumen-dokumen ini akan memberikan pemahaman yang lebih besar kepada publik tentang penyelidikan pembunuhan tersebut.

"Badan-badan telah melakukan upaya komprehensif untuk meninjau secara lengkap hampir 16 ribu dokumen yang sebelumnya telah dirilis dalam bentuk yang telah diedit, dan menetapkan bahwa lebih dari 70 persen dari rekaman tersebut sekarang dirilis tanpa diedit," kata Presiden Biden dalam surat perintahnya.

Dilansir oleh British Broadcasting Corporation, dengan memublikasi 13.173 file di internet, Gedung Putih mengatakan lebih dari 97 persen catatan dalam koleksi tersebut sekarang telah tersedia untuk umum.

Tak ada pengungkapan besar yang bisa diharapkan dari dokumen-dokumen ini, tapi para sejarawan masih berharap catatancatatan tersebut dapat mempelajari lebih jauh mengenai latar belakang dan motif tersangka pembunuhan.

Kennedy ditembak dalam rangkaian kunjungannya ke Dallas, Texas, pada 22 November 1963.

Sebuah undang-undang pada 1992 memberi mandat pada pemerintah untuk memublikasi seluruh dokumen terkait pembunuhan tersebut pada Oktober 2017.

Tapi, Biden mengatakan sejumlah dokumen masih belum bisa dikeluarkan hingga Juni 2023 untuk melindungi dari kemungkinan "bahaya yang dapat diidentifikasi".

Arsip Nasional AS mengatakan sebanyak 515 dokumen masih ditahan sepenuhnya, dan 2.545 dokumen lainnya akan dipublikasi sebagian.

Penyelidikan yang dilakukan AS pada 1964, Komisi Warren, menemukan bahwa Kennedy dibunuh oleh Lee Harvey Owsald. Oswald adalah seorang warga AS yang sebelumnya tinggal di Uni Soviet, dan dia melakukan pembunuhan itu sendirian.

Oswald tewas di Rubanah, markas kepolisian Dallas, dua hari setelah penangkapannya.

Selama puluhan tahun setelah kematian JFK banyak melahirkan teori-teori konspirasi. Tapi Kamis kemarin, badan intelejen AS, CIA, mengatakan tidak pernah melibatkan Oswald, dan tidak menyembunyikan informasi terkait hal ini dari tim penyidik.

Keamanan Nasional

Dalam pernyataan terbaru, CIA mengatakan semua informasi yang pernah mereka peroleh terkait perjalanan Oswald ke Mexico City sebelumnya sudah dipublikasi.

"Tak ada informasi baru dalam dokumen-dokumen yang dirilis tahun 2022 ini," tambah CIA.

Tetapi para peneliti dari Yayasan Mary Ferrel, lembaga nirlaba yang menggugat pemerintah agar informasi tersebut dipublikasi, mengatakan CIA masih menahan informasi saat Oswald berada di Mexico.

Lembaga ini mengatakan beberapa catatan CIA tidak pernah diserahkan ke pihak arsip, dan oleh karena itu, bukanlah bagian dari kumpulan dokumen yang baru saja dirilis.

Satu dokumen yang terungkap menunjukkan Presiden Meksiko membantu AS menyadap Kedutaan Soviet di sana, tanpa sepengetahuan pejabat lain di pemerintahan Meksiko.

Menurut CBS News, potongan informasi penting ini masih disembunyikan oleh redaksi dalam versi file yang dirilis sebelumnya.

Sebelumnya, pemerintahan Trump juga merilis ribuan halaman dokumen serupa, tapi masih menahansebagian dengan alasan keamanan nasional - meskipun undang- undang tahun 1992 memandatkan pemerintah membuka semua informasi tersebut pada 2017.

Pada Oktober 2021, Presiden Biden merilis sekitar 1.500 dokumen, tapi mengatakan dia masih menahan yang lainnya.

Baca Juga: