JAKARTA-Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi sampah plastik di laut. Dari target penurunan sampah plastik sebesar 70 persen pada tahun 2025, hingga akhir tahun 2021 kita sudah mencapai 28,5 persen dari target.

"Melalui KTT G20 ini, kita ingin memberitahukan kepada dunia bahwa kita memiliki progres dan kita serius mengurangi sampah plastik di laut,"ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Kementerian Koordinator Bid Maritim dan Investasi Nani Hendriarti dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (26/10).

Nani menerangkan bahwa isu sampah plastik di laut ini isu lintas batas. Akibat sampah plastik ini bukan hanya lingkungan perairan tetapi juga ekosistem terutama ikan di perairan akan mengancam kesehatan manusia.

Tercatat dari 10 juta metrik ton sampah yang masuk di laut setiap tahunnya, 10 persennya berdampak ke penyebaran lintas batas. Riset rekan Lipi (BRIN), yang bocor dari sampah platik 0,27-,0,59 juta ton per tahun.

Indonesia kata dia punya langkah ambisius untuk mengurangi pencemaran laut oleh sampah plastik, yakni hingga 70 persen pada tahun 2025. Target itu dimaksudkan atau tertuang dalam rencana aksi dalam penanganan sampah laut yang tertuang dalam perpres no 83 tahun 2018 tentang penanganan sampah, sudah kurang lebih tiga tahun penerapannnya.

Kita masih punya tiga tahun ke depan, kerja tim yang baik ada 16 kementerian lintas lembaga, selaan kemitraan Pempus, pemda juga ada masyarakat, akademis, privat sektor dan media. Kita juga memiliki Nasional plastic action parthensihip (NPAP) sejak tahun 2019 yang mempertemukan para stakeholder terkait.

Menurut dia, selain melalui regulasi dan penindakan langkah lain untuk menekan sampah plastik ini ialah kesadaran. Kesadaran ini sangat penting untuk mengurangi sampah plastik di suatu daerah.

Chairwoman National Plastic Action Partneship (NPAP), Tuti Hadiputranto mengatakan bahwa dari data yang ada, ekosistem penanganan sampah di laut ini sudah kian pesat di kota kota besar,demikian juga di kota kota sedang.

"Tetapi di kota kota kecil dan kampung kampung, masih kurang. Itu karena ekosistemnya yang belum terbentuk,"ucapnya.

Tuti menegaskan bahwa laut itu menjadi masalah karena adanya sampah plastik, ikan itu makannya sampah plastik, bahkan ada riset terbaru bahwa mikro plastik itu akan mengganggu kesehatan manusia. "Ikan ikan Indonesia yang diekspor itu yang banyak makan mikro plastik akan mengancam kesehatan manusia,"ucapnya.

Setidaknya ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yakni melalui Reduce, substitute, collect, dispose dan recycle. "Kita ingin mengganti plastik dengan barang lain yang lebih ramah lingkungan, memiliki nilai yang lebih baik,"ujarnya. Intinya lanjut dia harus ada inovasi dan terus berkolaborasi agar sampah plastik ini berkurang.

Terkait sampah plastik ini lanjut dia, akan ada acara Beating Plastic Pollution from Source to Sea di Bali pada 3-4 November mendatang. Ini sebagai side event dari KTT G20 nanti, yang akan mempertemukan banyak stakeholder demi mengurangi pencemaran plastik di laut.

Baca Juga: