JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Indonesia bisa mencontoh Korea Selatan (Korsel) dalam hal kesuksesan mereka keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap hanya dalam delapan tahun.

"Korea Selatan jadi contoh, dalam delapan tahun mampu keluar dari middle income trap," kata Presiden dalam arahannya saat peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025- 2045 oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jakarta, Kamis (15/6).

Jokowi mengatakan Produksi Nasional Bruto (PDB) per kapita Korea Selatan pada 1987 hanya berada pada angka 3.500 dollar AS. Lantas dalam kurun waktu delapan tahun kemudian, PDB per kapita Korsel sudah melompat menjadi 11.800 dollar AS.

"Lompatan seperti ini perlu kita tiru, perlu kita contoh, karena kualitas sumber daya manusia (SDM) yang fokus pada teknologi dan produktivitas," kata Presiden.

Atas keberhasilan itu, Kepala Negara menekankan pentingnya membenahi kualitas SDM Indonesia menyongsong masa puncak bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi pada 2030-2035.

Presiden Jokowi tidak mau Indonesia hanya menang dari jumlah penduduk usia produktif semata, tetapi harus juga berkualitas.

"Baik secara fisik, skill, karakter, produktivitas, dan disiplin. Ini harus kita benahi total, termasuk penguasaan iptek," papar Jokowi.

Perencanaan Baik

Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda, yang diminta pendapatnya mengatakan keberhasilan pembangunan di Korea Selatan karena dilakukan melalui perencanaan yang baik dengan mengandalkan industri manufaktur sebagai sektor pendorongnya.

"Sektor industri teknologi tinggi menemukan bentuk ideal dan mengubah Korea Selatan menjadi negara sebagai produsen barang dengan teknologi tinggi. Sebut saja dari handphone hingga mobil bisa menjadi industri andalannya," ungkap Huda.

Menurut Huda, Indonesia kalau ingin meniru Korea Selatan keluar dari middle income trap cukup berat karena sektor pendorongnya melempem, seperti industri manufaktur yang mengalami deindustrialisasi dini. "Untuk bisa meniru Korea, banyak pekerjaan rumah yang masih harus kita selesaikan," pungkas Huda.

Presiden PRPM Institut Shanti Bhuana, Bengkayang, Kalimantan Barat, Siprianus Jewarut mengatakan, tidak usah terlalu muluk-muluk meniru Korea Selatan yang pembangunannya terencana dengan baik dan rakyatnya dikenal pekerja keras, dengan Vetnam saja Indonesia masih tertinggal. Sebentar lagi pendapatan perkapita Vietnam akan melewati Indonesia.

Baca Juga: