JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menegaskan strategi Indonesia untuk menjadi hub penangkapan dan penyimpanan karbon alias carbon capture storage (CCS). Hal itu didukung potensi kapasitas Indonesia cukup besar sebagai penimpangan CO2.
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi menyebut Indonesia berdiri di garis depan era industri hijau dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 mencapai 400-600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer. Potensi itu memungkinkan penyimpanan emisi CO2 nasional selama 322-482 tahun, dengan perkiraan puncak emisi 1,2 gigaton CO2-ekuivalen pada 2030.
"Dalam upaya mencapai net zero emission pada 2060, Indonesia berambisi mengembangkan teknologi CCS dan membentuk hub CCS. Inisiatif ini tidak hanya akan menampung CO2 domestik tetapi juga menggali kerja sama internasional," katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Jodi menyebut hub CCS menjadi penanda era baru bagi Indonesia, di mana CCS diakui sebagai license to invest atau izin untuk berinvestasi bagi industri rendah karbon seperti blue ammonia, blue hydrogen, dan advanced petrochemical.
"Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon," ujarnya.
Butuh Investasi
Kendati demikian, CCS memerlukan investasi besar. Sebagai bukti keseriusan, pemerintah Indonesia meneken MoU dengan ExxonMobil yang mencakup investasi 15 miliar dollar AS dalam industri bebas emisi CO2.
Sebagai perbandingan, proyek CCS Quest di Kanada membutuhkan 1,35 miliar dollar AS untuk kapasitas 1,2 juta ton CO2 per tahun. Data ini menyoroti pentingnya alokasi penyimpanan CO2 internasional dalam memfasilitasi investasi awal yang besar untuk proyek CCS.
Menurut Jodi, sebagaimana negara-negara tetangga seperti Malaysia, Timor Leste, dan Australia, juga bersaing berupaya menjadi pusat CCS regional, maka penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai pusat strategis dan geopolitik.