Pemerintah Indonesia masih melakukan negosiasi dengan Tiongkok terkait tingkat suku bunga pinjaman untuk kenaikan biaya proyek KCJB.

JAKARTA - Pemerintah Indonesia masih melakukan negosiasi dengan Tiongkok terkait tingkat suku bunga pinjaman untuk kenaikan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Tim teknis dari kedua negara telah menyepakati nilaicost overrunproyek sebesar 1,2 miliar dollar AS (sekitar 18,2 triliun rupiah).

Demikian dikatakan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam konferensi pers terkait perkembangan terkini kerja sama Indonesia-Tiongkok di Jakarta, Senin (10/4).

"Pembicaraan detail dari dua belah pihak sepakat angkanya 1,2 miliar dollar AS. Terkait pinjaman terhadap KAI terkait pinjamancost overrun, kami sedang finalkan negosiasi tentang suku bunga. Suku bunga sudah turun dari 4 persen, sekarang kitapengenlebih rendah lagi, ya kita lihat. Insya Allah akan beres," katanya.

Seperti dikutip dari Antara, Luhut mengungkapkan pihak Tiongkok telah menawarkan tingkat suku bunga sebesar 3,4 persen dengan total pinjaman sekitar 560 juta dollar AS. Namun, pemerintah berharap suku bunga pinjaman bisa sekitar 2 persen. Ia juga menargetkan negosiasi terkait total pinjaman, suku bunga hingga tenor bisa difinalkan sekitar pekan depan.

"Kemarin dia (Tiongkok) sudah mau di bawah 4 persen. Tapi, kita masih (ingin) lebih rendah lagi,offer-nya (tawarannya) yang pertama sudah 3,4 persen, tapi kita mau lebih rendah lagi," ungkapnya.

Luhut menyebutkansejatinya suku bunga pinjaman sebesar 3,4 persen sudah sangat murah dibandingkan suku bunga pinjaman di tempat lain yang angkanya bisa mencapai 6 persen. Pemerintah tidak punya kendala dan memiliki kemampuan bayar dengan ketentuan angka tersebut.

Jauh Lebih Rendah

Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Marves, Septian Hario Seto, menjelaskan bunga pinjaman yang ditawarkan Tiongkok sudah jauh lebih rendah dari bunga yang ditawarkan pemerintah AS ataupun bunga obligasi dollar AS dengan tenor 30 tahun dari pemerintah Indonesia.

Seto menambahkan, pemerintah Tiongkok ingin penjaminan langsung oleh pemerintah melalui APBN, sedangkan pemerintah Indonesia sendiri menginginkan agar penjaminan dilakukan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia/PII (Persero).

"Ini terkait penjaminannya kan selama ini kita mau ada PII ya, mereka mau penjaminan langsung, kita coba negosiasi itu," ujarnya.

Seto menjelaskan nantinya pinjaman akan diberikan kepada PT KAI sebagai pimpinan konsorsium Indonesia di KCIC. Uang pinjaman akan diserahkan kepada KCIC yang bertanggung jawab atas proyek KCJB.

Dari nominalcost overrunsenilai 1,2 miliar dollar AS atau sekitar 18,2 triliun rupiah itu, pemerintah akan menyuntikkan dana Penyertaan Modal Negara atau PMN sebesar 3,2 triliun rupiah dan sisanya akan ditambal dari utang, termasuk dari Tiongkok Development Bank (CBD).

Sementara itu, pemasangan rel proyek KCJB dilaporkan telah rampung. Tugas pemasangan rel dilakukan oleh konsorsium konstruksi Tiongkok yang dipimpin oleh Tiongkok Railway International Co Ltd.

Jalur kereta tersebut memiliki total panjang 142,3 kilometer, dan total panjang pemasangan rel mencapai 308,3 kilometer, menggunakan rel baja sepanjang 500 meter yang diproduksi di Tiongkok.

Sejak pekerjaan pemasangan rel di jalur utama dimulai pada 1 Juli 2022, tim teknisi jalur kereta dari Tiongkok dan Indonesia bekerja sama dengan erat untuk memastikan penyelesaian proses pemasangan rel yang berkualitas tinggi.

Sejumlah pekerja memasang rel terakhir untuk seluruh jalur KCJB di Jakarta pada 31 Maret 2023.

Baca Juga: