Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi investasi di Indonesia, khususnya di sektor manufaktur. Upaya strategis yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan promosi penanaman modal dalam dan luar negeri.
Menyusul berakhirnya acara Hannover Messe 2023, Kemenperin bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menggelar rangkaian Business Forum on 50 Years of Indonesia - Korea Relations: Developing Closer Friendship and Stronger Partnership through Enhanced Trade & Industry Cooperation.
"Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk memperkuat kerjasama industri dan perdagangan, khususnya upaya promosi Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus, market access, ekspor impor fresh produce, pengembangan ekosistem industri hulu dan hilir serta berbagai kegiatan penting lainnya guna mendukung pembangunan ekonomi nasional," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (10/8).
Agus menjelaskan, potensi kerjasama perdagangan dan industri antara Indonesia dan Korea Selatan masih cukup besar. Dalam kegiatan bisnis forum tersebut, kedua negara menawarkan iklim investasi yang menarik.
Basis industri dan kemajuan teknologi Korea yang kuat dapat menarik investor Indonesia yang mencari peluang kerjasama, transfer teknologi dan kesempatan knowledge sharing. Di sisi lain, perusahaan Korea dapat menjajaki prospek investasi di berbagai sektor di Indonesia, antara lain pembangunan infrastruktur, energi, manufaktur, ekonomi digital, dan pariwisata.
Dalam kesempatan bisnis forum tersebut, Indonesia mensosialisasikan program pengembangan Eco-Industrial Park (EIP) untuk mendukung visi global dalam upaya pengurangan emisi yang dihasilkan oleh aktivitas industri.
"Kemenperin telah mendukung implementasi EIP di Indonesia dengan berbagai regulasi dan undang-undang untuk mendorong sistem manajemen ramah lingkungan dalam rangka mewujudkan konsep industri hijau," ujar Agus.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa program pengembangan EIP berdampak besar terhadap pelestarian lingkungan yang berkelanjutan di sektor industri. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi industri 4.0.
"Saat ini terdapat tiga pilot project program Global Eco-Industrial Park (GEIPP-Indonesia) antara lain Kawasan Industri MM2100, Kawasan Industri Batamindo dan Karawang International Industrial City (KIIC)", ucapnya.
Korea Selatan merupakan mitra ekonomi yang penting bagi Indonesia. Total perputaran perdagangan kedua negara mencapai 24,5 miliar USD pada tahun 2022, meningkat signifikan sebesar 33,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, Korea Selatan menduduki peringkat ke-7 sebagai investor terbesar di Indonesia pada tahun 2022, dengan total investasi sebesar 2,29 miliar USD, naik 40,06% dibandingkan tahun sebelumnya. Lima sektor menjadi daya tarik investor Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu listrik, air dan gas, kendaraan, alas kaki dan kulit, tekstil, serta pertambangan.
Business Forum yang diselenggarakan pada 25 Juli 2023 tersebut mempertemukan lebih dari 250 perwakilan perusahaan Indonesia dan Korea Selatan. Pada kesempatan tersebut, penandatanganan Nota Kesepahaman juga dilakukan oleh perusahaan industri Indonesia dan Korea Selatan yaitu PT. Stechoq Robotics Indonesia dengan MAN & TEL. Co., LTD. dalam bidang pengembangan produk pembelajaran teknologi berkemajuan bidang medical devices yang kedepannya juga akan berinvestasi untuk industri alat kesehatan di Kawasan Industri Kendal.
(IKN/TSR)