JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendukung penguatan integrasi perbankan di kawasan Asia Tengara atau Asean. Integrasi tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan global di era digital.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam pertemuan ke-14 Working Comittee on Asean Banking Integration Framework (WC-ABIF) yang digelar OJK bersama Bank Indonesia dan State Bank of Vietnam dalam rangkaian pertemuan jalur keuangan (finance track) Asean 2023 pada 12 Juli lalu di Yogyakarta.

"OJK selaku Co-Chair WC-ABIF memimpin pertemuan dimaksud dan membahas agenda utama mengenai perkembangan ABIF Review menuju integrasi perbankan Asean di era digital," kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Aman Santosa dalam keterangan resmi, Kamis (13/7).

Dalam pertemuan ke-14 WC-ABIF tersebut, survei Task Force on Supervisory Arrangement (TFSA) dan Terms of Reference & Mandate WC-ABIF dalam mendukung Indonesia di Keketuaan Asean 2023 juga dibahas. Adapun WC-ABIF telah menyelesaikan survei ABIF Review dan Private Sector Outreach bersama industri perbankan regional untuk menyelesaikan ABIF Review yang merupakan program kerja lintas tahun.

WC-ABIF juga telah menyusun Progress Report-ABIF Review yang mencakup pelaksanaan program kerja hingga paruh II-2023. Selanjutnya keputusan dalam rapat WC-ABIF, termasuk terkait Progress Report-ABIF Review, akan dilaporkan oleh Ketua WC-ABIF dalam Asean Finance & Central Bank Deputies Meeting-Working Group (AFCDM-WG) pada 14 Juli 2023 sebagai penutup rangkaian pertemuan jalur keuangan Asean dimaksud.

Tumbuh Berkesinambungan

Dalam kesempatan sama, Asean Bankers Association (ABA) hadir dalam pertemuan untuk menyampaikan topik terkait Trade Finance Fraud dan bagaimana teknologi dapat membantu mitigasi pembiayaan ganda dan memfasilitasi kegiatan perdagangan dan investasi, khususnya ekspor-impor di Asia Tenggara.

"OJK terus mendorong perkembangan sektor jasa keuangan agar tumbuh sehat, berkesinambungan, serta dapat berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat," kata Aman.

Seperti diketahui, wacana integrasi perbankan Asean muncul sejak 2014. Saat itu, Indonesia sepakat mendukungnya sehingga nantinya menjadi langkah penting memfasilitasi kemajuan integrasi ekonomi dan keuangan Asean.

Dengan implementasi ABIF, diharapkan perbankan dan pelaku bisnis dapat mengembangkan bisnisnya lebih luas, efisien, dan stabil di kawasan ASEAN. Tujuan utama ABIF adalah menyediakan akses pasar (market access) dan keleluasaan beroperasi (operational flexibility) di negara anggota ASEAN bagi Qualified ASEAN Banks (QAB), yakni bank-bank ASEAN dengan persyaratan tertentu yang telah disepakati bersama oleh ASEAN.

Baca Juga: