JAKARTA - Pemerintah Indonesia aktif mencari solusi untuk krisis biaya hidup atau Cost of Living yang tengah dihadapi dunia lewat pertemuan Steering Committee Global Crisis Response Group (GCRG). Saat ini, krisis biaya hidup makin diperparah oleh konflik Russia-Ukraina.

Dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/6), Sekretaris kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso selaku Sherpa Global Crisis Response Group (GCRG) on Food, Energy and Finance bersama dengan Steering Committee Forum GCRG telah mengadakan pertemuan Steering Committee Meeting yang keempat secara virtual pada Jumat (24/6).

Pertemuan dipimpin oleh Deputi Sekretaris Jenderal PBB, Amina J Mohammed yang juga sekaligus memimpin Steering Committee GCRG dan turut dihadiri oleh GCRG Task Team, serta Pimpinan dari 32 UN Agencies sebagai GCRG Steering Committee Members. Pada pertemuan tersebut Steering Committee membahas implementasi dari Rekomendasi dari Brief No. 2 GCRG diantaranya upaya untuk stabilisasi pasar global, mengatasi ketidakpastian harga komoditas, serta upaya menanggulangi krisis Cost-of-Living.

"Saat ini krisis global masih mendominasi berita utama di seluruh dunia, yang disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina," ujar Deputi Sekjen PBB Amina.

Amina menegaskan sulit untuk menemukan solusi efektif khususnya pada krisis pangan dunia, tanpa paket kebijakan yang terintegrasi.

GCRG menyoroti pentingnya untuk membantu negara-negara yang terdampak untuk meningkatkan likuiditas dan ruang fiskal, guna mengamankan Neraca Pembayaran dan membantu membangun program perlindungan sosial yang kokoh untuk masyarakat rentan.

"Rekomendasi yang kami sampaikan untuk meningkatkan ruang fiskal dan memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat, antara lain mendorong Lembaga Keuangan Internasional untuk memberikan pembiayaan, dan memperluas cakupan negara penerima pembiayaan," tegas Executive Secretary UN Economic Commission for Africa, mewakili UNCTAD Vera Songwe.

Tingkatkan Stok

Selanjutnya, Penasihat Pembangunan Berkelanjutan PBB, David Nabarro mengusulkan tindakan yang perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan, yaitu meningkatkan ketersediaan bahan pangan dan pupuk, mengintervensi upaya penurunan harga, mengintegrasikan kembali pasokan pangan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina ke pasar dunia.

Baca Juga: