Infrastruktur sangat penting untuk mempersiapkan daya saing Indonesia agar bisa berkompetisi dengan negaranegara lain.

BEKASI - Presiden Joko Widodo yakin Indonesia bisa tumbuh menjadi negara dengan perekonomian terbesar nomor empat di dunia pada 2040-2045. Namun, untuk mencapai hal itu, infrastruktur dan sumber daya manusia Indonesia harus lebih baik.

Karena itulah, pemerintah saat ini fokus dan konsentrasi pada pembangunan infrastruktur, baik berupa pembangunan pelabuhan, jalur kereta api luar Jawa, pembangunan jalan tol, dan juga pembangunan pembangkit listrik.

Menurut Presiden, infrastruktur itu sangat penting untuk mempersiapkan daya saing Indonesia agar bisa berkompetisi dengan negaranegara lain.

"Tetapi, setelah infrastuktur ini, dalam proses beberapa sudah selesai, beberapa akan selesai, tahapan besar kedua yang harus kita lakukan adalah pembangunan SDM, pembangunan sumber daya manusia," kata Presiden Jokowi saat peluncuran program pendidikan vokasi industri, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7).

Jokowi mengatakan, saat ini pengembangan SDM sudah dimulai dengan program pelatihan dan kerja sama antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Pondok Pesantren.

"Saya senang sekali bahwa SMK sekarang sudah bekerja sama dengan industri. Saya ingin agar BUMN-BUMN kita, swasta-swasta besar kita kerja sama, dengan pondok pesantren, dengan SMK-SMK," ucap Jokowi.

Kepala Negara yakin, dengan kombinasi infrastruktur dan SDM yang baik maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat secara ekonomi.

Apalagi, Jokowi mengaku sudah melihat sendiri bahwa anak muda di Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dari negara lain. "Hitungan kita, asal jangan ada turbulensi politik, hitungan kita nanti 2040-2045, kita akan menjadi empat besar negara terkuat ekonomi di dunia," ucap Jokowi.

Tenaga Terampil

Pada kesempatan itu, Presiden meluncurkan program pendidikan vokasi industri bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini bertujuan menyiapkan dan menghasilkan tenaga kerja terampil.

"Ini dilakukan mengingat perkembangan teknologi sektor industri dalam negeri terus mengalami kemajuan," katanya.

Presiden mengajak SMK di seluruh Indonesia untuk tidak terjebak pada kurikulum lama. Jurusan-jurusan yang sudah ada perlu dikembangkan lagi dan dirinci sehingga lulusannya lebih mudah terserap di dunia kerja.

Ini dilakukan agar siswasiswi SMK jauh lebih siap guna menghadapi tantangan dunia kerja dan dapat bersaing dengan daerah lainnya maupun negara-negara maju. fdl/Ant/P-4

Baca Juga: